Mengenai Saya

Foto saya
Bogor, Bogor/Jawa Barat, Indonesia
Simple girl who love music ~

Senin, 30 November 2015

Tentang Lelaki

Kali ini gue mau ngebahas tentang laki-laki. Gue cukup punya banyak temen cowok karena dari kecil gue tomboy dan lebih seru aja ngobrol sama cowok. Gue punya temen cowok dari yang baik sampe yang nakal. Gue tau nggak semua cowok di dunia ini tuh jahat tapi nggak semua cowok di dunia ini juga baik.
Temen cowok gue yang baik, saking baiknya dia selalu aja ngerelain cewek yang dia suka. Dia cuma bikin cewek yang dia suka bahagia, trus nggak berani buat jadian. Ada lagi cowok yang baik, dia masih aja rela ngelakuin apa aja padahal cewenya gasuka sama dia. Dia masih setia nunggu padahal udah jelas cewenya gamau sama dia. Hmm kadang gue kasian sama cowok-cowok baik kaya mereka.
Next, cowok yang nakal. Gue nggak ngerti, lumayan banyak temen gue yang gue kategoriin nakal. Ada yang baru putus gak lama jadian lah. Ada yang masih punya pacar tapi punya pacar lagi lah. Ada yang modusin doang lah cuma buat maenan. Ada yang punya pacar lebih dr satu dan belum insaf. Duhh gue ga ngerti jalan pikiran mereka. Yang lucunya dia punya pacar banyak dan cerita terus ke gue. Dan ga ngerasa bersalah. Padahal gue kan cewek :")
Banyak yang lebih baik dan lebih parah mungkin dari temen-temen gue. Tapi dari situ, gue banyak belajar dari cerita temen-temen gue, dan gue jadi takut deket sama cowok. Sebenernya mereka tuh baik-baik, baik banget malah, cuma kelakuannya itu loh yang nyakitin cewek.
Yaa mungkin gak semuanya cowok jahat dan gak semuanya cowok baik. Gitu juga cewek. Nggak semuanya cewek baik dan nggak semuanya cewek jahat. So, tobatlah para lelaki jangan sampai nyesel nanti :)

Senin, 16 November 2015

Hanya Perasaanku Sajakah?

Bermula dari kebencianku terhadapmu, kita saling diam untuk mengenal satu sama lain tanpa ada kata yang terucap. Lambat laun kau mendekat tanpa ku sadari. Aku yang hanya menganggap itu hal yang biasa, tapi temanku tidak. Mereka bilang, sikapmu itu berbeda terhadapku. Dari hal-hal kecil yang kau lakukan, aku mulai berpikir, apa iya ada hal lebih darimu untukku? Sampai detik ini, aku belum tahu itu semua benar atau tidak.
Hei, ada yang ingin ku ceritakan. Dulu, kita sempat foto bersama tapi dengan teman kita lainnya. Dan kau tahu? Aku memotong foto itu dan terlihat seperti hanya foto kita berdua. Mungkin saat itu, aku mulai menyukaimu. Tidak masalah kan?
Setelah kita mengenal lebih lama, ada yang berbeda darimu. Sepertinya kau menjauh dariku. Entah hanya perasaanku saja atau memang benar kau menjauh semenjak ada orang lain yang mulai dekat denganku. Dan aku benci saat ada kerenggangan diantara kita. Tapi, di akhir perpisahan kita, kau sangat berbeda. Kau seperti awal yang terlihat sangat dekat denganku. Apa itu salam perpisahan darimu?
Aku benci setiap kau diam menatapku. Karena dari sana lah aku jatuh. Jatuh kepadamu. Dari tatapanmu itu, ada yang berbeda yang aku tidak pernah tahu apa itu. Sebelum kita berpisah pun, aku merasa ada hal yang ingin kau katakan dari tatapanmu itu tapi kau tahan. Mungkin aku yang terlalu percaya diri dan menganggap bahwa kau juga jatuh padaku. Tapi sebelum kau benar-benar pergi jauh, tidak bisakah kau memberi tahu siapa wanita yang kau pilih itu? Karena jika itu bukan aku, maka aku akan benar-benar pergi darimu, Tuan mata tajam.
Sebelum aku mengakhiri tulisanku ini, aku ingin bilang bahwa aku sudah benar-benar dalam jatuh kepadamu. Aku tahu ada tembok besar yang tidak bisa kita lalui, tapi paling tidak aku bisa tenang nanti saat aku pergi dalam keadaan kau sudah tahu apa yang ku rasa selama ini.




Senin, 26 Oktober 2015

Senja menjadi Malam

Ketika senja ini datang, mereka tengah sibuk melepas penat.

Ketika senja ini datang, mereka berkumpul di tempat peraduannya.

Ketika senja ini datang, aku disini. Diam menikmati rasa yang sangat singkat. Ketika semua awalnya bercahaya, lalu berubah menjadi jingga, hingga pada akhirnya akan menjadi padam.

Ketika senja ini datang, aku mengamati mereka yang tengah melupakan duniawinya. Mereka yang mulai tumbuh dewasa, yang dibebankan dengan segala macam sandiwara dunia yang membuat mereka berkumpul disini.

Ketika senja ini datang, aku hanyut dalam angan. Aku teringat padamu. Aku terbenam dalam hangatnya lamunanku. Dan sekarang, aku rindu padamu pada saat senja sudah datang.

Ketika senja sudah pergi, matahari pun tenggelam. Tapi tidak denganku. Aku masih belum bisa menenggelamkan kamu yang masih setia di pikiranku. Saat aku disini, yang terlintas dibenakku adalah “Kapan kita bisa bertemu lagi?”, “Kapan kita bisa bertengkar dan mempertahankan pendapat kita? Walaupun pada akhirnya aku yang mengalah.”, “Bisakah aku mengamatimu dalam diamku (lagi)?”, “Bisakah aku merasakan tatapan tajammu itu (lagi)?”. Banyak pertanyaan yang terlintas di pikiranku yang pada intinya adalah aku takut jauh darimu. Sehingga rutinitasku terdahulu, mungkin sudah sulit untuk aku lakukan.

Ada hal yang menarik pada senja, kau tahu apa itu? Aku yakin kamu pasti lebih tahu tentang ini. Tunggu! Untuk kali ini, biar aku saja yang berbicara, dan aku tidak ingin berdebat mengenai senja denganmu. Hmm, senja adalah kamu. Kamu itu senjaku. Aku sudah tahu mengenai senja tapi aku baru mengetahui betapa indahnya senja. Ya! Seperti itulah kamu. Dengan jingga yang bertebaran di langit sore, seperti kamu yang dinikmati oleh beberapa pasang mata yang sama sepertiku, mengamatimu dalam diam. Aku yang terlalu singkat melihat senja, aku juga yang terlalu singkat mengenalmu. Tapi, aku yang terlalu dalam jatuh kepadamu.


Hei Senjaku, kau sudah terbenam dan berganti menjadi malam. Dan anehnya, aku tetap suka denganmu. Aku suka dengan perubahanmu. Dan aku suka dengan malam. Lebih tepatnya adalah kamu, malamku.



23-10-2015
13:57

Selasa, 29 September 2015

Pertemuan dan Mimpi

Acara makrab selama 3 hari 2 malam. Maaf aku lupa meminta izin dengan kalian. Dan pada akhirnya, di hari pertama dan di tempat acara itu mama datang. Awalnya mungkin aku berpikir itu hanya halusinasiku saja, karena aku sangat merindukan kalian. Tapi ternyata, mama hadir di mimpi riri. Dan bilang, "tolong jagain putri ya ri. Kalo salah omelin aja. Nasehatin aja ya. Kasian putri. Banyak yang jahatin."
Mama sama bapak tau nggak? Aku pas denger cerita riri langsung sedih. Ternyata mama masih merhatiin aku. Makasih banyak udah nemenin aku terus. Tapi mama sama bapak tenang aja disana yaa. Insyaallah aku bisa jaga diri, doain biar aku nggak ngedrop lagi. Kalo ada yang jahatin aku kan ada mama sama bapak yang jagain aku. Jadi tenang aja yaa :')
Aku percaya kok, mama sama bapak selalu disamping aku. Yang sabar nungguin aku yaa ma, pak. I love you so much💕

Selasa, 22 September 2015

1 Tahun

6 september 2014 lalu, engkau pergi. Menggores luka yang teramat dalam. Engkau mengatakan,"kalian harus kuat jika aku pergi." Kuatkah aku? Apa aku bisa berdiri di atas kakiku sendiri? Setelah itu, aku dan dia, orang yang engkau pilih untuk menjadi teman hidupmu hidup berdua. Ya, hanya berdua. Kau tahu? Dia yang selalu menguatkanku. Dia selalu berusaha menguatkanku. Dan aku sadar akan kekuatan cinta kalian. Dia, pendamping hidupmu itu bisa berubah menjadi lebih baik. Sangat baik malah. Dan ternyata, kalau kau tahu dia sebenarnya rapuh. Sangat rapuh. Dia kehilangan pasangan hidupnya, teman hidupnya yang selama ini sedia mendengar, berbagi cerita tentang panggung sandiwara ini. Aku tahu, disaat aku terluka, ada yang lebih terluka dan lebih merasa kehilangan atas kepergianmu. Dan pada tanggal 25 september 2014 dia pergi menyusulmu. Dia pergi untuk menemani cintanya, pasangan hidupnya. Dan, aku yang sakit teramat sakit. Ketika kau pergi, separuh hidupnya sudah hilang. Dan dia, juga ikut pergi menemanimu. Mungkin bisa dibilang semuanya sudah hilang. Kalau kau tahu, aku sebenarnya sudah tidak bersemangat lagi menjalani semuanya. Aku pun sudah tidak memikirkan cita-citaku. Aku sudah tidak memikirkan diriku sendiri. Apa aku akan sakit nanti aku tidak peduli. Yang aku pedulikan hanyalah kalian. Dua malaikat yang setia, sabar, menjaga dan merawatku hingga sampai kalian pergi.
Aku takut, aku takut tidak bisa melewati hari-hariku. Aku takut tidak bisa kuat tanpa kalian. Tanpa kalian yang selalu menopangku. Tidak terasa, sudah 1 tahun kalian pergi. Aku selalu berpikir kapan aku bisa menyusul kalian? Kapan aku bisa bercerita lagi dengan kalian? Kapan lagi aku bisa bermain, bercanda gurau dengan kalian? Aku ingin sesegera mungkin. Karena selama ini, aku selalu menutup diriku. Aku selalu mencoba untuk memendam semua memoriku tentang kalian. Menahan genangan yang sudah ingin meluap yang tertahan dipelupuk mata setiap kali ada yang berhubungan dengan kalian. Bahkan, saat aku mengetik ini pun, ada hujan di mataku. Tidak apa-apa kan? Karena aku selalu tidak sanggup setiap bercerita dan mengingat kalian. Rasanya aku ingin cepat berada disamping kalian lagi.
Dua malaikatku, aku rindu. Sangat rindu. Dan aku ingin bertemu. Bisakah? Aku rindu semuanya. Aku rindu bercerita dengan kalian. Aku rindu membahas sejarah kehidupan kalian di teras depan rumah. Aku rindu, salah satu diantara kalian memarahiku lalu melerai dan menyuruhku untuk meminta maaf. Aku rindu kehangatan itu, aku rindu percekcokan kecil di istana kecil kita. Tidak rindukah kalian dengan semuanya? Aku sudah lama tidak melihat langit malam, lalu berbincang tentang hal apapun tapi tetap menarik. Aku rindu. Dan aku ingin bersama kalian.
Aku sudah lama tidak bercerita kepada kalian, aku sekarang menjadi pribadi yang lebih pendiam. Menyendiri. Entahlah, aku sudah tidak tertarik dengan kehidupan ini. Aku hanya berpikir berapa lama lagi aku bisa bertemu kalian? Aku punya banyak cerita, apa kalian ingin mendengarnya?

Malaikat-malaikatku, aku selalu berdoa supaya kalian selalu bahagia disana. Setelah satu tahun kalian pergi, banyak yang sudah berubah dalam diriku. Mungkin, sangat sulit untuk kembali seperti dulu lagi.

Aku sangat mencintai kalian. Sampai jumpa nanti ya! Semoga aku bisa cepat menyusul kalian. Jangan lelah untuk menunggu aku ya. I really love you.🌹

Rabu, 22 Juli 2015

Selamat Tinggal!

Ketika sesuatu itu rusak, akan ada yang menggantikan keberadaannya. Bukan berarti dilupakan, tapi itu yang membekas.
Saat ini, aku melangkah dengan hal baru. Mungkin kau juga sama sepertiku.
Aku hanya tidak habis pikir, kenapa setiap aku memercayai seseorang, tidak lama mereka pergi begitu saja.
Aku tidak pernah ingin meninggalkan, tapi aku juga tidak mau ditinggalkan.
Dan sekarang, aku yang akan pergi. Pergi bersama mimpi-mimpi yang harus terwujud dalam dunia nyata ini.
Selamat tinggal!

Sabtu, 11 Juli 2015

Tentang Mengagumi

Dari pertama kali aku melihatmu, tidak pernah terlintas di pikiranku untuk bisa mengagumimu. Bahkan, bisa dibilang aku tidak suka denganmu. Iya, aku menbencimu. Aku benci dirimu dari ujung kaki sampai ujung kepalamu. Tapi ternyata, saat ini keadaannya berbalik. Aku mengagumimu. Tapi tetap ada hal-hal yang aku tidak suka darimu. Dari dulu, aku selalu suka mengagumi seseorang. Seperti aku mengagumimu saat ini. Diam, memperhatikan, mengamati, dan berucap dalam hati bahwa aku mengagumimu. Aku tidak pernah tahu alasan mengapa aku mengagumi seseorang. Aku juga tidak pernah tahu, mengapa setiap berada didekatmu, rasa bahagia selalu saja muncul. Bahkan dalam keadaan melihatmu dari jauh, aku bisa merasakan bahagia.
Tetaplah seperti ini, kamu yang ku kagumi. Dan aku yang mengagumi. Tapi, aku akan lebih bahagia jika kau juga bisa mengagumimu :) hehe itu bercanda.
Saat ini, aku hanya berusaha agar rasa kagumku ini tidak berkembang. Kau mengerti maksudku kan? Maka dari itu, kau jangan membuatku terlalu bahagia. Karena di otakku, akan banyak khayalan yang datang jika kau berbuat yang diluar dugaan, oke?
Kalimat terakhir yang ingin aku ucapkan, "Aku mengagumimu. Apa kau tahu?"

Kamis, 02 Juli 2015

Jawaban Tentang Kabar Hati

"Gimana kabar hati lo?" "Lo gamau nyoba buat buka hati?" Udah banyak temen yang nanya gitu terus. Nah sekarang, gw mau ngebahas tentang hati. Lebih tepatnya hati gw.
Gini gini deh yaa, kenapa hati gw lagi kosong? Bukan kosong sih, cuma yaa pengen ngebahagiain diri sendiri aja. Sendiri itu bebas. Temen banyak, yang didemenin banyak, hahaha yang itu sih engga yaa :D pokoknya beda deh kalo sendiri alias jomblo atau single sama yang udah taken alias pacaran.
Intinya kenapa masih milih sendiri. Karena masih belum ada yang bisa bikin nyaman. Sederhana kan jawabannya? Bukan karena belum move on atau yang lain. Tapi yaa itu, belum ada yang nyaman. Yang baik banyak, cuma yang bikin nyaman itu jarang.
Lagian masih banyak hal penting yang harus gw prioritasin. Buat sekarang, sukses yang paling penting. Nyenengin orangtua. Baru deh ngurusin hati. Sekian curhat malam ini, jangan lupa buat hati kalian bahagia. Selow ae, ga ada yang salah kok dengan jomblo. Santai ajaaa~~

Jumat, 26 Juni 2015

Bermain Sajak Denganmu (Dulu)

Udah lupa rasanya rindu nih, tolong kamu ingetin dong. Kamu, iya kamu, yang senyumannya manis itu...
Aku. Anak kecil yang senang bermain-main. Ditaman tenang hatimu.

Aku bukan tempat bermain.

Lalu tempat?

Tempat belajar untuk mengerti kehidupan.

Suatu kali, aku bertamasya ke padang rindu. Membawa balon berwarna-warni. Disana, kulepas nama kita ke udara.
Bergumul ragu dan tunggu menjadi satu. Dalam sekat jarak bernama rindu...

Rindu yang tak pernah mengenal waktu. Mengikis hari hingga saatnya bertemu.

Degupku tak beraturan. Dan aku ingin memelukmu sekarang. Hingga tenang.

Tenggelamkan pikiranmu dalam diam. Biarkan pikiran itu melayang dan akan berenti ketika mendapatkan sandaran yang tepat.

Pundakmulah sandaran yang tepat bagiku.

Bersandarlah selagi kau bisa.

Biarkan saya mengembara. Menuju kamu yang tak ada dalam peta.

Carilah, ku akan duduk diam disini, agar kau mudah menemukanku.

Bagaimana kalau orang lain yang lebih dahulu menemukanmu?

Berlabuhlah ke dermaga yang lain.

Dermaga yang lain begitu berbeda dibandingkan dengan kamu.

Semua itu sama. Itu semua tergantung pada dirimu.

Senja terlalu terburu-buru berlalu. Padahal aku ingin menulis banyak tentangmu. Di sekanvas awan jingga berpadu ungu.

Aku pun ingin menulis semua tentangmu didalam indahnya warna pelangi. Agar kau tahu, pelangi dan kamu itu sama-sama indah. Dan sulit ditemukan. Hanya muncul pada saat yang tak bisa kutebak, tapi menyenangkan.

Senja adalah kesetiaan. Setiap hari, tak pernah lupa untuk datang. Dan kamu adalah senja terindah yang pernah begitu aku rindukan.

Senja yang jingga akan berubah menjadi hitam. Rindu itu mungkin saja akan luntur menjadi kehitaman. Menyedihkan.

Sore tadi saya ingin menuliskan ini “aku mencintaimu utuh, tanpa jenuh” tapi saya takut kamu bilang berlebihan.

Apapun yang belum kita coba, kita tidak akan bisa tahu seperti apa hasilnya. Tidak jenuh untuk saat ini, tapi nanti... kita tidak pernah tahu.

Saya selalu membayangkan malam yang lugu merunduk. Lalu dengan gemas mengatakan bahwa kamu lebih terang dari purnama.

Saya selalu menunggu datangnya sinar mentari, yang akan memberikan seulas senyuman manis dan kuharap kau pun seperti itu kepadaku.

Dimatamu aku lihat badai. Angkara pengoyak rindu. Meluluh lantakan damba. Menyisakan sepi dan sendiri tanpamu. Selamat pagi ;)
Senja menimang kenangan. Diantara rindu tertahan dan sua yang tak tersampaikan perjumpaan.

Untitled

Sejak awal, semuanya sudah salah
Kau yang mengawali semuanya, dan menganggap itu semua hanya permainan
Aku yang bodoh . bodoh sekali .
Terlalu mudah menganggap bahwa kau benar-benar tulus
Dan ketika itu, aku memutuskan untuk melepasmu tanpa alasan
Lalu kau hilang bak ditelan bumi
Tak ada kabar, dan aku tak tahu kau ada dimana
Sepertinya kau memang ingin jauh dariku
Aku yang terlalu bodoh, setia menunggumu disini
Terlalu menanggapi serius setiap kata-kata yang terlontar dari mulut kecilmu itu
Dan sekarang, kau tiba-tiba datang
Mengucapkan rindu dan sayang dalam waktu yang terlalu cepat
Dan itu . . . itu yang membuatku tak yakin dengan hatimu
Dulu, kau bilang kepadaku “ikhlaskanlah aku, ikhlaskan aku seperti aku mengikhlaskanmu”
Dulu, bagiku itu terlalu sulit. Karena pada nyatanya aku terlanjur menaruh sebagian hatiku kepadamu
Hari pun berganti, sudah berapa hari kita tidak bertemu? Kita tidak saling menyapa?
Aku mencoba mempertahankan ini semua. Mempertahankan perasaanku ini.
Karena aku yakin, kau akan kembali. Kembali disampingku lagi. Memberiku semangat lagi.
Tapi nyatanya, setelah kau kembali. Rasa yang selama ini kupertahankan ternyata . . . . pudar
Semuanya terasa hambar, tapi aku masih menyayangimu
Semuanya seperti mimpi, kau datang tiba-tiba dan mengatakan kau menyayangiku.
Bukankah aneh? Aku seperti dipermainkan olehmu.
Kau datang, bertanya tentang perasaanku. Lalu pergi.
Kau datang, bertanya tentang perasaanku. Lalu pergi lagi.
Seperti itukah dirimu sekarang? Aku tidak mengenal dirimu. Kau terlalu abu-abu sekarang.
Dan aku mencoba meyakinkan, apa benar kau menyayangiku?
Tapi nyatanya, kau tidak bisa menjawab. Kau memutar semua pertanyaanku.
Dan bukankah itu berarti kau belum yakin tentang perasaanmu terhadapku?
Dan sekarang, aku yang salah. aku yang salah terlalu menekanmu.
Memaksamu untuk menjawab pertanyaanku. Egois. Apa aku memang egois?
Dan sekarang, kau memilih untuk pergi lagi. Pergi tanpa pesan. Pergi tanpa berpamitan.
Maaf, jika memang aku terlalu egois.
Maaf, karena aku memaksamu beberapa hari yang lalu.
Maaf, karena aku tak bisa yakin dengan kata-katamu.
Maaf, karena aku belum bisa yakin dengan perasaanmu.
Terlalu banyak kata maaf yang ingin kuucapkan kepadamu.
Bisakah kau kembali? Walau hati ini tak seperti dulu lagi. Walaupun semuanya sudah hambar. Bisakah?
Bisakah kita mengulang dari awal. Walaupun tidak bisa bersama seperti dulu.
Tidak masalah bagiku jika kita hanya bisa . . . berteman.
Bagiku, itupun sudah cukup.
Dan terakhir, maafkan aku. Maaf jika kata-kataku menyakitimu.

Semoga kau selalu dilindungi oleh-Nya. Dan semoga kau . . . . . . bahagia J

Surat Pertama, Teruntuk Kunang-Kunang

27 September 2013
19:14
Tuhan, aku rindu kunang-kunangku. Kunang-kunang yang selalu menerangi malamku. Dia yang selalu menemaniku dikegelapan. Rindu ini sudah berkecamuk didada. Ingin rasanya berteriak dan memintanya untuk segera berada disini. Tapi apa dayaku, aku bukan siapa-siapa. Aku hanya bisa menanti, menanti, dan menanti dia datang. Aku bahagia, walau sebenarnya air ini sudah berderai dihati. Biarlah. Aku yang terlalu lemah, tetap menunggunya walau dia tak memberikan kepastian. Tuhan, sampaikan untaian rindu yang tak bisa kuucapkan untuknya. Biarkanlah hatinya yang merasakan perasaan ini. Walaupun aku sendiri tidak pernah tahu sampai kapan ini semua berakhir bahagia. Aku dengan kunang-kunangku.
Hei kunang-kunang, aku rasa dia merindukanmu. Dia kembali (lagi) di hidupmu. Entahlah. Bahagia atau sedih aku tak bisa merasakan keduanya. Yang pasti, aku tahu, kunang-kunangku sedang dirindukan oleh seseorang yang pernah diterangi olehmu, kunang-kunang. Aku tak ingin mengganggumu. Biarkan malam ini kau kembali meneranginya (lagi). Apa hanya malam ini saja atau akan berlanjut? Apa aku tidak akan kau temani lagi? Apa kau akan membiarkanku sendiri dalam gelap? Kuharap tidak. Tapi jika dia bisa membuat kau terlihat terang di malam dan siang hari aku rela. Karena aku tahu, aku hanya memperlakukanmu disaat ku butuh. Aku hanya bermain dipekarangan hatimu. Tapi itu dulu. Dan sekarang, aku ingin setiap hari bermain dipekarangan yang indah itu. Yang slalu buatku nyaman dengan suasana didalamnya. Biarkan aku berada dipekarangan itu, sebentar.
Kunang-kunang, bersinarlah dikala siang. Kau tak hanya indah pada malam hari, kau selalu indah di setiap waktu. Karena itu, aku ingin memilikimu. Ingin menjaga setiap sinar yang kau pancarkan. Selamat malam kunang-kunang, aku bahagia bisa melihat sinarmu malam ini, walau untuknya. 

Selasa, 05 Mei 2015

BaPer ( Bawa Perasaan)

Kali ini gue mau ngebahas tentang baper (bawa perasaan). Ngomong-ngomong soal baper nih, di sekeliling gue ternyata banyak yang mengalami baper. Sebenernya sih kalo menurut gue, makhluk-makhluk baper enggak bakal ada kalo dia enggak berharap sama orang-orang modus. Tapi, jangan salah juga, ada yang emang serius tapi dianggep modus. Ada juga yang modus eh malah dianggep serius. Zaman udah mulai susah ditebak.
Gue disini mau ngasih saran buat cewek maupun cowok yang terserang baper. Gue kasih tau yaa, kalo ada nih ((KALO ADA)) orang yang suka tiba-tiba baik, perhatian, suka caper ke elo, jangan langsung ngejudge kalo dia itu suka sama elo. Bisa aja dia cuma iseng, atau emang dia ke semua orang begitu. Lebih tepatnya sih cuma modus doang. Jangan sampe ntar elo udah seneng-seneng ke geeran eh gataunya dia sukanya sama orang lain dan nganggep elo cuma temen biasa. Kan itu sakit. Ya kan?
Nah, kalo ciri-ciri orang yang emang serius menurut gue sih dia yang emang getol dan niat banget ngedeketin orang yang dia suka. Seberapa banyak dia ditolak kalo emang suka yaa tetep stay with their choice. Gue tau, emang enggak semudah itu bertahan sama orang yang disuka, tapi biasanya lawan jenis yang elo suka itu lebih bisa menghargai usaha elo. Apalagi udah ditolak, dijutekin, tapi tetep stay yaa pasti leleh lah hatinya.
Mau tau lagi gimana caranya kita bisa tau itu orang serius apa enggak? Look their eyes! Dari mata elo bisa tau dia serius apa enggak. Dan disitu elo juga bisa bersikap supaya enggak baper.
Akhir kata, hati-hati banyak orang yang bikin baper.

Kamis, 30 April 2015

Mengagumi dengan Caraku

Dalam alunan lagu "Aku Cinta Kau dan Dia" malam ini, tiba-tiba saja aku ingin menulis tentang kalian. Orang-orang yang ku kagumi.
Aku sudah bosan membahas masa lalu, yaa walaupun dia salah satu orang yang ku kagumi. Baik dulu ataupun sekarang. Tapi saat ini, aku ingin membahas kamu. Hmmm, kamu yang tidak bisa tergapai. Yang hanya bisa ku lihat, ku perhatikan, dari jauh. Jika ada yang bertanya mengapa aku mengagumimu, aku pun tidak pernah menemukan alasannya. Tapi, aku selalu menyukai kegiatan yang mungkin bisa dibilang miris. Tapi itu cukup membuatku bahagia.
Dan kamu, ini bukan tentang kamu yang ku perhatikan dari jauh. Tapi tentang kamu yang pandai merangkai kata. Entah itu hasil dari copy paste dari penulis yang kamu follow di akun sosialmu, atau itu memang hasil murni darimu. Aku tidak peduli. Aku selalu jatuh cinta dengan kata-katamu itu. Padahal kita hanya dipertemukan lewat gelombang radio yang dulu aku ikuti. Bahkan sampai detik ini pun kita belum bisa bertemu. Hmm, kapan yaa kamu bisa mengirimiku sajak-sajakmu itu?
Kalau mengenai kamu. Bukan seseorang yang ku perhatikan dari jauh, bukan juga penyair yang sering mengirimiku sajak. Tapi kamu, seorang teman yang selalu saja mendengarkan apa yang aku ceritakan. Kadang aku berpikir, apa iya rasamu itu memang belum sepenuhnya hilang seperti yang dikatakan temanku? Tapi, mungkin memang tetap seperti ini. Aku yang mengagumimu sebagai teman. Dan bangga memiliki teman sepertimu.
Dan yang terakhir, lelaki yang ku kagumi adalah lelaki yang pandai mengaji. Membaca ayat suci Al-Qur'an. Dan yang selalu tersenyum tanpa berucap. Seperti ada yang ingin diucap tapi tertahan.

Mengagumi itu tidak ada salahnya kan? Mengagumi itu bukan suka, sayang, atau cinta loh ya. Aku suka mengagumi orang lain yang memang pantas untuk ku kagumi. Mengagumilah sebelum mengagumi seseorang itu dilarang. Apalagi mengagumi diam-diam.

Senin, 13 April 2015

13 April yang Terlupakan

Hai, bulan April! Kau membuatku mengenang banyak hal. Kau juga membuatku bahagia lalu terluka dalam sekejap. Kau selalu mendatangkan hal-hal yang tak pernah ku duga.
Hai lelaki penabuh drum! Kau tiba-tiba saja datang lagi di kehidupanku. Tepat satu hari sebelum hari yang ku anggap penting itu tiba. Kau tahu betapa bahagianya aku? Kau tahu betapa bingungnya aku untuk menjawab pesan singkatmu? Apa kau juga tahu, seberapa lama aku merapihkan rumah hanya untuk kedatanganmu? Layaknya akan datang seorang presiden ke rumahku sehingga aku harus merapihkan semua agar terlihat baik dimatamu. Apa kau tahu itu semua? Kau membuatku gila dalam sekejap. Kau membuatku....arrrrgh!! aku tidak tahu lagi bagaimana mendeskripsikannya.
Hari ini, 13 April yang selalu ku tunggu. Dan kau pun datang lagi. Sudah dua hari ini kau membuatku gila,Tuan. Padahal, aku tahu kau sudah ada hati dengan yang lain. Tapi, aku tidak bisa menyangkal bahwa melihatmu saja itu sudah membuatku sangat bahagia, entah apa alasannya aku pun tak tahu. Karena dalam keluguanmu itu, terselip sesuatu yang berbeda dengan yang lain. Sesuatu itu yang membuat hati ini selalu mengagumimu dari jauh. Kau tahu kebahagiaanku saat ini itu apa? Kau hadir lalu kita bisa berbicara hangat seperti dulu. Walaupun pada kenyataannya, kamu sudah berdua dengan wanitamu dan aku, hmmm aku yang sudah berusaha mencintai lelaki lain tapi masih terpaut oleh dirimu. Salahkah ini,Tuan?
Mungkin, 13 April ini memang tidak berharga untukmu. Bahkan mungkin hari yang sudah kau lupakan. Tapi bagiku, 4 tahun yang lalu, 13 April kau dan aku memulai semuanya untuk menjadi kita. 13 April juga permulaan yang membuat aku ingin mengubah dirimu menjadi lebih baik, dan kau membuatku lebih baik. Dan kita berhasil! Kau sangat berhasil! Tapi sayangnya, hanya karena gegabah saja itu semua pupus.
Tuan penabuh drum? Semoga kau bahagia dengan wanitamu ya. Sesakit apapun luka, entah kenapa aku selalu saja mengelak dan menganggap luka itu adalah bahagia. Kau tahu kenapa luka itu tidak terasa menyakitkan? Karena setiap melihat lekuk senyummu, itu yang membuat hati ini selalu damai. Karena setiap kata yang terlontar dari mulutmu itu entah kenapa membuatku selalu saja tersenyum.
Sudah cukup aku mengenangmu. Sudah cukup aku beranggapan bahwa kita yang dulu akan hadir lagi saat ini. Pada nyatanya, mungkin saat ini, kita adalah kita. Kamu yang sibuk dengan wanitamu dan aku yang sibuk menjauh darimu. Selamat tanggal 13 April Tuan! Satu hal yang perlu kau tahu, 13 April ini juga adalah hari pernikahan orangtuaku. Kenapa bisa sama seperti itu ya? Hmmm entahlah.
Terimakasih kau sudah datang dan membuat kita yang selama ini membisu dalam nyata menjadi hangat lagi dalam suasana. Aku sudah cukup bahagia dengan keadaan kita yang sekarang, teman. :)

Jumat, 10 April 2015

Ucapan-Ucapanmu Dulu

"Tolong ajarin aku tentang materi ini. Aku nggak ngerti.""Sini aku bantuin."
"Ini tasnya, yang lain udah pada pulang. Aku cari kamu nggak ada, katanya kamu lagi ngambil piala dulu. Makanya aku tungguin sampe kamu dateng."
"Nggak apa-apa aku tungguin sampe kamu selesai."
"Ini aku yang bikin sendiri loh tulisannya. Maaf ya kalo berantakan."
"Maaf ya ade aku emang begitu."
"Walaupun cowok harus bisa masak juga dong. Kalo nanti aku udah berkeluarga, trus istri aku sakit ntar siapa yang masak?"
"Bentar ya aku ambil wudhu dulu."
"Tunggu reda aja dulu, petirnya gede ujannya juga deres banget."
"Kamu ada nggak? Kalo nggak ada pake punya aku aja nih."
"Kamu sama siapa dirumah? Nggak sendirian kan? Kalo malem ditemenin sama siapa?"

Masih banyak yang lain yang belum aku tulis disini. Masih banyak hal-hal yang menunjukkan bahwa cinta itu tidak perlu berlebihan. Cinta tanpa perlu adanya kontak fisik. Tapi bisa dirasakan oleh satu sama lain. Karena itu yang membuat cinta lebih berarti.

Lelakinya dan Wanitanya

Dia berbeda dengan yang lain.
Dia, bukan lelaki bodoh yang dengan gampangnya menjamah wanitanya.
Dia, memperlakukan wanitanya seperti sesuatu yang mulia.
Dia, penjaga yang baik. Penjaga yang tulus menjaga dari hati. Bukan hawa nafsu.

Dia selalu bilang kepada wanitanya,"Jaga diri kamu baik-baik selama tidak ada aku disampingmu. Karena aku tidak bisa menjagamu saat aku pergi, tapi dalam doaku, aku yakin Tuhan kita yang menjagamu."
Dia selalu membuat wanitanya jatuh hati dengan hal-hal kecil seperti itu.
Dia memang bukan orang yang jenius, dia bukan orang yang ahli dalam segala hal.
Tapi dimata wanitanya, dia adalah calon imam yang didambakan oleh kaum hawa.

Wanita itu selalu bilang kepada orang-orang disekelilingnya yang selalu menganggap remeh lelakinya,"Dia memang tidak sempurna, dia memiliki banyak kekurangan, tapi di hidupku, dia adalah hadiah yang terindah yang Tuhan berikan yang bisa membimbingku ke jalan yang di ridhoi oleh Tuhan."

Karena cinta tidak perlu saling menggenggam tangan dengan erat.
Karena cinta tidak perlu saling berpelukan untuk merasakan kasih sayang.
Karena cinta tidak perlu saling mengecup dan berpagutan antar bibir mungil itu.

Karena cinta hanya perlu rasa. Rasa mengetahui batasan-batasan yang belum bisa dilampaui tanpa adanya ikatan yang sah. Rasa yang membuat nyaman tanpa perlu melakukan hal-hal yang dilarang oleh Penciptanya. Rasa yang membuat mereka menuju jalan yang membuat mereka yakin untuk melanjutkannya ke dalam sebuah kehidupan yang baru.

Sabtu, 04 April 2015

Menunggumu itu Melelahkan

     Ketika hati mencoba untuk menerima, belajar untuk menghargai setiap kesabaran yang sanggup meredam emosi yang diciptakan. Ketika semua harus ditata rapih tanpa menimbulkan rasa perih. Saat itu pula, aku mulai belajar membuka hati, dan mulai mencintaimu.
     Ini bukan tentang dia, masa laluku yang tiba-tiba muncul dihadapanku. Ini bukan tentang jarak diantara aku dan dia. Ini bukan tentang aku, yang mulai menjauh dengannya hanya karena ingin mencoba membuka semuanya denganmu. Tapi ini semua mengenai, seorang wanita yang sudah terlalu lelah menanti. Terlalu lelah menebak apa yang akan terjadi esok. Terlalu lelah dengan semua yang sekarang menjadi abu-abu. Aku bukan kamu, yang bisa selalu sabar menghadapi semuanya. Selalu bisa menunggu orang yang kamu suka. Aku bukan wanita seperti itu!
     Kamu itu baik. Sangat baik. Pilihlah wanita yang bisa mengimbangimu. Pilihlah wanita yang sama baiknya sepertimu.
     Aku mundur. Maaf. Terimakasih untuk semua kesabaranmu.
     Membuka hati itu sulit, jadi jika nanti kau menyukai seseorang, jangan terlalu lama. Belajarlah dari masa lalu, jangan sampai kau didahului oleh temanmu sendiri. Atau bahkan dia pergi karena terlalu lelah menunggumu. Ingat pesanku ya! :)

Jumat, 20 Maret 2015

Flashback.

Hai kamu! Tiba-tiba saja aku teringat kata-kata ini,"Tunggu aku ya kalo aku pesantren. Kamu jangan macem-macem." Haha manis sekali. Masing-masing diantara kita ingin bersama selalu. Aku, yang teramat takut jika nanti ada wanita yang lebih baik dariku. Aku rindu ketika kamu menunggu di depan kelasku. Mengantarku pulang, padahal hanya beberapa meter saja jarak sekolah ke rumahku. Dan yang lucu lagi, ketika kita saling sapa melalui udara dan ibumu mendengarkannya. Kita berdua pergi ke kamar, menyendiri, mengecilkan suara supaya tidak ada yang mendengar perbincangan hangat kita. Aku rindu mendengar suaramu mengaji. Ahh, masih banyak sekali cerita tentang kamu, dan kita. Kapan-kapan aku tulis lagi ya, gapapa kan? :)

Dari wanita yang dulu menjadi makmummu

Rabu, 18 Maret 2015

Lihat! Aku di Belakangmu!

Hei Tuan, apa kamu kemarin melihatku? Selalu dan selalu, ketika bertemu denganmu aku selalu berada dibelakangmu. Dan kau berhasil meruntuhkan semua yang sudah ku susun selama ini. Kau berhasil membuat diriku berada dalam kebahagiaan sekaligus kesedihan. Aku bahagia bisa melihatmu, yaa walaupun hanya punggung dan wajahmu saja. Tapi, rasa rinduku terasa hilang ketika melihat raut wajahmu. Kau semakin terlihat dewasa. Dan aku selalu menyukai perubahan dari dirimu. Bodoh memang, tapi aku juga tidak bisa melawannya. Aku akan menyusun semua yang sudah kau runtuhkan kemarin. Terimakasih sudah mengurangi rasa rinduku padamu. Terimakasih sudah mendatangkan kebahagiaan walaupun pada akhirnya akan ada kepedihan juga. Aku, wanita yang masih dan (mungkin) akan terus mengagumimu.

cc: Lelaki Taurus

Jumat, 27 Februari 2015

Pergi Tanpa Permisi

Pada akhirnya, daun akan terlepas dengan sendirinya dari pohon. Jatuh, lalu mati.
Seberapa kuat ia bertahan, akan gugur juga nantinya.
Terombang-ambing oleh angin yang tidak pernah bicara mau dibawa kemana ia pergi.
Mengikhlaskan diri sendiri pergi tanpa permisi.

Karena Mencintai Adalah ...

Bodoh!! Biar saja dia pergi. Karena kamu sudah membuat orang lain pergi, dan sekarang dia juga akan pergi. Bukankah adil? Kamu menyakiti, kamu juga akan tersakiti.
Karena mencintai adalah disaat kamu mendukung apa yang ia lakukan, disaat kamu selalu merasa bahagia bisa membuatnya tersenyum, disaat kamu melakukan sesuatu untuknya tanpa diketahui olehnya, disaat kamu mencoba ikhlas untuk pergi darinya dan masih tetap mencintainya. :)

Karena Kamu Tak Pernah Tahu

Karena kamu tak pernah tahu, seberapa besar daun tak ingin jatuh dari pohonnya.
Karena kamu tak pernah tahu, seberapa takut daun akan gugur.
Karena kamu tak pernah tahu, seberapa ingin kepompong berubah menjadi kupu-kupu.

Karena kamu tak pernah tahu, seberapa besar usahaku untuk menjauhinya.
Karena kamu tak pernah tahu, bahwa aku menyakitinya demi dirimu.

Karena kamu tak pernah tahu, bahwa aku mencintaimu.

Rabu, 25 Februari 2015

Aku Rindu Kalian, Malaikatku.

Malaikatku, aku rindu kalian. Sudah sangat lama kalian pergi meninggalkanku. Membiarkanku berjuang sendiri disini. Walaupun kalian masih tetap menemaniku, tapi aku ingin seperti dulu. Melakukan segala hal demi kalian. Memberikan kebahagiaan di setiap keberhasilanku. Malaikatku, apa kabar? Aku rindu peluk kasihmu. Aku rindu hangatnya nasehatmu. Aku rindu tawa kecil yang kita ciptakan dalam heningnya malam. Aku sangat rindu kalian.
Sekarang, aku sendiri. Melakukan semua hal benar-benar sendiri, dan untuk diriku sendiri. Kau pernah bilang,"Jangan ngelakuin itu buat mama, tapi buat diri kamu sendiri." Tapi semangatku itu adalah kalian. Aku menggapai semuanya untuk kalian. Tolong, selalu peluk aku walau aku tak terjamah olehmu. Karena aku akan selalu merasa kalian pasti memelukku, untuk menguatkanku. Aku mencintaimu, ma, pak.

Kamis, 19 Februari 2015

Maaf..

Wanita pada umumnya akan menunjukkan sikap baik kepada orang yang dia suka. Tapi tidak dengan aku, sejak dulu, aku selalu saja bersikap dingin kepada orang yang aku suka. Dan sekarang, kamu yang merasakannya. Aku yang terlalu bodoh, selalu bersikap dingin kepadamu. Bukan berarti aku tidak suka, tapi aku bingung harus bagaimana. Mungkin kamu berpikir, aku bisa dekat dengan teman lelakiku yang lain, bergurau, tertawa bersama, tapi jika aku denganmu, aku malah acuh. Karena aku memang tidak pandai menunjukkan rasa, semakin aku bersikap dingin, semakin dalam rasa yang ku rasa. Aku hanya tidak ingin kamu salah paham dengan sikapku selama ini. Seharusnya, bukan aku wanita yang harus kau pertahankan. Karena aku hanya bisa menyakitimu saja. Membuatmu bahagia saja aku tidak bisa. Pergilah, cari wanita yang bisa membuatmu bahagia, jangan seperti diriku. Wanita yang mencintaimu, tapi selalu menyakitimu. Maaf.

Ku Benci Senjamu

Masih mengenai senja... dan masih berhenti pada malam
Dua hal yang selalu dianggap indah, melalui persepsi yang berbeda
Senja . . .
Langit berjingga yang menjadi tempat terbenamnya sang surya
Bagian teromantis ketika sepasang kekasih duduk berdua, menantinya
Tapi itu bisa menjadi hal yang memuakkan
Bermanja-manja berdua menikmati senja. Huft, apa itu kegiatan sepasang kekasih?
Senja hanya sebagai alasan, hanya untuk menutupi nafsu mereka
Haha, lucu sekali.
Sebegitunyakah aku membenci senja?
Yaa, aku terlalu membenci senja, entah kenapa
Oh yaa, itu karena dia. Dia yang selalu membahas senja.
Selalu membanggakan senja, dan membuat dia selalu membawa “senja” masuk ke hidupku
Bayang-bayang senja itu masih ada, walaupun kau mengunci rapat mulutmu
Tapi, perasaan itu yang merasakan. Keganjilan yang kau buat sendiri.
Aku yang biasa saja pada senja, dan yang biasa itu berubah menjadi benci. Yaa, aku benci senja.
Kenapa kau tak pernah membahas malam?
Malam yang nyatanya lebih indah dari senja.
Malam . . . bintang, bulan yang selalu setia menemani malam
Yang tak pernah lupa hadir di kala malam
Dalam keadaan cuaca buruk pun, bintang dan bulan selalu muncul, disana.
Tapi, awan hitamlah yang menutupinya, seolah-olah mereka tak ada.
Dan malam . . . memberikan keheningan.
Keheningan yang memicu kita untuk introspeksi diri
Keheningan yang merekam kejadian hari yang kita lalui
Keheningan yang membuat kita bersyukur masih berdiri di bumi-Nya
Keheningan . . . itu salah satu alasanku menyukai malam
Bulan, bintang, dua benda yang menurutku itu indah
Mereka yang tak pernah terpisah, selalu berada diangkasa yang sama
Dan aku memimpikan itu  . .
Bulan yang tak pernah bosan menemani bintang.
Begitupun sebaliknya, bintang tak pernah bosan menemani bulan.
Apa aku bisa mendapatkan itu?
Suatu hari, aku percaya itu.
Rencana Tuhan sudah tertulis sebelum ku lahir.
Dan rencana itu selalu yang terbaik.
Baik untukku, maupun yang lain.
Aku menunggumu, bulan . . . maupun bintangku.
Disini, ku menunggu.
Selamat menunggu bulan dan bintang kaliaaaaaannn ! ! !

Minggu, 15 Februari 2015

Berhentilah Berada di Belakangku

Maaf jika selama ini aku tak pernah melihatmu.
Maaf jika selama ini aku melihat orang lain dibanding dirimu.

Terimakasih, kau sudah menutup luka yang selama ini masih menganga.
Terimakasih, kau masih saja mendukungku apapun keadaannya.
Terimakasih, sudah membuat kalimat-kalimat manis kemarin malam.
Terimakasih, sudah mengajariku apa arti cinta yang tulus.

Mulai sekarang, jangan berada dibelakangku lagi. Jangan menjadi pengagum rahasiaku lagi. Beradalah disampingku, kita melangkah bersama. Melewati semuanya bersama. Melihat langit malam lagi, saling menjaga dalam lelapnya tidur, dan saling mengagumi satu dengan yang lain.

Sabtu, 14 Februari 2015

Aku yang Terlalu . .

Aku yang terlalu bodoh, selalu tidak bisa melihat dirimu yang benar-benar ada didepanku.
Aku yang terlalu egois, memikirkan diri sendiri tanpa memikirkanmu.
Maaf, selalu mengecewakanmu. Menyakitimu.
Terimakasih atas semua yang sudah kau lakukan, Tuan Menyebalkan. :)

Just Remember Our Moment

Gy, temen yang lo suruh buat jagain gw, kemaren dia ngelakuin hal yang sama kaya lo. Ngasih kue ke orang yang dia sayang. 4 tahun lalu lo juga kaya gitu kan? Rela naik ojek buat bawa kue yang biasanya lo itu naik angkot ke sekolah. What a sweet moment! Seru yaa kalo bahas yang dulu. Yang penting kita udah sama-sama move on tapi harus jaga pertemanan yaa :)
Semoga kita bisa bahagia dengan kebahagiaan yang kita ciptakan masing-masing ya. :)

Kamis, 12 Februari 2015

Mengapa Harus ada Satu Diantara Dua?

Aku hanya takut bila pada akhirnya aku jatuh kepada dirinya.
Meninggalkanmu, lelaki yang tak pernah bosan menemaniku.
Aku hanya takut bila pada akhirnya aku menjauh darimu.
Mengecewakanmu yang selalu saja mencintaiku.

Tuhan, mengapa harus ada satu diantara dua?
Maafkan hambaMu ini yang serakah dalam mencinta.

Kamis, 05 Februari 2015

Kau Pecinta, Aku Pendamba

Ini bukan tentang kau yang mencinta.
Ini juga bukan tentang aku yang mendamba.
Ini adalah tentang kita, yang dipersatukan Sang Pencipta.
Dengan kamu yang mencinta lalu aku yang mendamba.
Sang pencipta punya tulisan indah untuk kita.
Itu yang ku harap, apa kau juga sama?

Bisakah kita melihat langit malam lagi?
Melihat rasi bintang yang kita padukan menjadi bentuk yang kita inginkan. Diatas bukit, hanya berdua.
Lalu berbagi cerita, baik aku ataupun kamu.
Terdekap dalam nyamannya bahu lalu hanyut dalam ucapan, "Aku mencintaimu sungguh dan utuh."

#30HariMenulisSuratCinta

Rabu, 04 Februari 2015

Pemerhatimu

Aku, wanita yang memiliki hobi melihatmu diam-diam.
Mengamati setiap lekuk tubuhmu, mengamati setiap gerakan tubuhmu. Ternyata, bahagia itu sederhana.
Senyum kecil yang kau hadirkan, tawa riang yang kau ciptakan, membuatku bahagia bisa mengenalmu.
Sesederhanakah itu mencinta?

Aku, pengamatmu sekaligus pengagummu.
Aku, wanita yang selalu memerhatikanmu dari jauh.
Aku, mencintaimu tanpa syarat maupun isyarat.
Karena aku tak pandai berisyarat, maka lihatlah ke belakang. Disitu akan ada aku.

Dari: pemerhatimu
#30HariMenulisSuratCinta

Klarifikasi

Kepada: Kalong

Pertama-tama, surat ini ditujukan kepada seseorang yang ingin tahu kebenarannnya tentang nama yang gw tulis di blog ini. Benar atau tidaknya itu rahasia :) yang pasti, yang namanya penulis pasti punya nama nya masing-masing. Sudah yaa klarifikasinya.

Dari: Temennya Kalong

Kau yang Tak Terjamah (lagi)

Dari pertemuan pertama kita sudah bisa ku rasakan bahwa kau yang terindah.
Dalam diam aku memandang dirimu.
Dalam diam aku mengagumimu.
Walaupun kau entah dimana sekarang, terimakasih sudah mengukir kenangan disini.

#30HariMenulisSuratCinta

Selasa, 03 Februari 2015

"Mr. Kalong Get Rich"

Hai Mr.Kalong! :D Hahaha tulisan selanjutnya buat elo nih.
Simple sih, cuma mau bilang, "Thanks udah nemenin buat sampai puncak Curug Cilember. Thanks buat motivasinya." That's unforgettable! :)
Yang paling gw suka pas lo bilang, "Jangan liat ke atas, liat jalan didepan aja supaya cepet nyampe." "Ayo semangat, Te!"
Haha thanks Kalong! Kapan-kapan jadi kalong bareng seru kayanya! :D

Dari: yang elo panggil Princess Kalong
#30HariMenulisSuratCinta

Senin, 02 Februari 2015

Teruntuk Lelaki yang Kusebut Sam

Surat ini diperuntukkan seseorang yang mulai pergi dari kehidupanku, Sam.
Hei Sam, pagi ini disekolah ada yg berbeda dengan kita. Entah perasaanku saja atau bukan, tapi aku merasa seperti itu. Sebenarnya aku hanya ingin kau tahu bahwa "Menunggu itu bukan hobiku. Tapi aku mencoba menunggu untuk kamu." Karena terlalu lama, aku memilih mundur.
Tapi, aku ingin kita kembali seperti sebelumnya. Saling nyaman satu sama lain.
Terakhir, yang perlu kau tahu, "aku juga punya rasa yang sama denganmu, Tuan menyebalkan."

Dari perempuan yang kau sebut Uci
#30HariMenulisSuratCinta

Sabtu, 31 Januari 2015

Anakmu, yang Selalu Merindu

Aku tidak akan menulis banyak hari ini.
Sudah 4 bulan kalian pergi meninggalkanku sendiri.
Apa kalian tidak rindu pada anakmu ini?? Aku sangat rindu. Sangat rindu dengan mu. Mama, Bapak. :")
Semoga kalian berada disurga terindah dan bisa melihat kesuksesanku dari sana. Doakan aku ya!

Dari : Putrimu
Minggu, 01 Februari 2015
#30HariMenulisSuratCinta

Jumat, 30 Januari 2015

Siklus Kita

Membencimu adalah awal pertamaku.
Menjauh darimu adalah kegiatanku.
Tapi kau, menarik magnet dariku agar bisa bersatu.
Pada akhirnya, aku tertarik olehmu.

Kau berhasil! Hari berganti hari, kita saling mengisi.
Saling berbagi, saling memberi.
Lalu kau mendeklarasikan apa yang kau rasa.
Membuatku menunggu agar ku bisa lihat ucapan itu dari bibir kecilmu.
Di akhir Januari ini, aku berhenti. Aku tidak sanggup untuk menunggumu lagi. Karena,
"Ada yang diciptakan untuk mengisi hati kita, bukan untuk hidup kita."

Aku yang lelah menanti . . .
Sabtu, 31 Januari 2015
#30HariMenulisSuratCinta

Pecinta Tatapanmu

Aku benci dengan tatapanmu seperti itu.
Tapi, aku cinta dengan tatapanmu seperti itu.
Aku merindukan tatapanmu, Tuan.
Lama tak jumpa, surat pertamaku ini, ku tujukan untukmu.
Tuan pemilik mata indah.

Aku hanya ingin bilang, serindunya aku padamu, kita akan kembali ke titik pertama dimana kita bertemu.
Bukan berarti, rindu yang menyesakkan ini membuat aku ingin kembali padamu. Bukan!
Hanya saja, aku sangat suka setiap mengingat kenangan kita, dulu.
Percuma saja, kita tidak akan kembali.
Kita akan tetap seperti ini. Diam dalam kejauhan lalu merindu dalam kesepian.

Aku yang sedang merindukanmu
Jumat, 30 Januari 2015
#30HariMenulisSuratCinta

Minggu, 18 Januari 2015

Aku mencintaimu, tapi itu dulu.

Bukan bagaimana kau pergi, tapi bagaimana kau menyembuhkan luka dihati.
Bukan bagaimana kau kembali, tapi bagaimana kau untuk tetap tinggal disisi.

Aku hanya tak tabis pikir, bagaimana bisa kau kembali ketika ku sudah benar-benar bangkit?
Bagaimana bisa kau datang membuka luka yang sudah sangat sakit?

Aku benci kau datang dengan harapan yang seolah-olah indah, tapi pada akhirnya akan menyedihkan juga.
Aku benci kau datang lalu aku jatuh lagi dengan mudahnya.

Sudah lebih dari satu tahun aku pergi, sebesar itu juga rasa sulitku untuk melupakanmu.
Mencoba mengubur semuanya dalam-dalam, menghapus semua yang terpendam.

Aku mencintaimu, tapi itu dulu.
Sekarang, mari kita melangkah masing-masing.
Seperti awal dulu, aku tanpamu, dan kau tanpaku.

Selasa, 13 Januari 2015

Pelangi-Mu

Di sela dinginnya pagi, rintikan hujan yang ku terobos demi mengejar mimpi.
Pancaran langit yang sendu, rabu pagi yang kelabu.
Kau hadirkan paduan warna yang selalu membuat orang takjub, pelangi.
Kebekuan yang ku rasa pagi ini, seolah menjadi hangat dengan adanya ciptaan-Mu Tuhan.

Dibalik hujan deras, dibalik dingin yang membekukan tulang, akan ada pelangi yang datang setelahnya.
Pada saat ini juga ku tahu, dibalik kesusahan dan ujian yang kau berikan, akan ada kebahagiaan yang lebih setelahnya.
Dengan syarat, SABAR.
Sabar untuk menanti, dan melewatinya.

Bisakah Kau Memilih?

Dibawah rintikan hujan, kau kembali datang.
Dengan mudah membuka yang baru saja ingin ku tutup.
Mau menatapku dalam, tanpa berucap.
Dan aku benci itu!!
Aku benci saat kau membuatku jatuh lagi.
Jangan menghadirkan harapan. Jangan buat aku berharap terlalu jauh.

Kau diam, selalu membisu ketika didekatku.
Dan hari ini, kau kembali memberi harapan.
Datang, lalu berbicara hal-hal yang tidak penting, menurutku.
Hal itu yang membuatku jatuh. Jatuh untuk kesekian kalinya.

Belajar bijaklah! Tentukan siapa yang kau pilih.
Aku akan mendukungmu jika kau memilih dia.
Jadi, jangan berada didekatku.
Aku sudah cukup bahagia melihatmu dari jauh.
Semakin kau mendekat tanpa sebab, semakin sakit yang kau berikan padaku.

Terimakasih untuk tatapan indahmu hari ini, Tuan!

Pengagummu yang membencimu. . .
12 Januari 2015

Senin, 12 Januari 2015

Mencintaimu dalam Benciku

Biarkan aku untuk tetap berdiri dibelakangmu.
Mengamati dari jauh, dengan hati yang keluh.
Biarkan aku untuk memandangmu lebih lama.
Melihat bola matamu yang selalu membuat hati ini luluh.
Biarkan aku mencintaimu dalam benciku.
Melawan rasa untuk menjauh darimu.

Di pelataran ini, aku berdiri melihatmu dari kejauhan.
Melihat senyuman yang entah untuk siapa kau berikan.
Bisakah kau merasakan getaran yang kurasakan?
Kebisuan yang kau ciptakan setiap kau mendekat.
Sekuat itukah getaran yang kau berikan?

Berada didekatmu adalah kebahagiaan.
Tapi, setiap berada didekatmu juga aku selalu bersikap acuh kepadamu.
Seperti itukah caraku menunjukkan cinta?
Mungkin kau menganggap bahwa aku benar-benar membencimu.
Tapi, perlu kau tahu, bahwa aku mencintaimu dalam benciku.

-Pengagummu yang membencimu.-

Jumat, 09 Januari 2015

Semoga Kalian Membacanya.

Ma, apa kabar? Bapak masih jagain mama kan? Semoga mama sama bapak baik-baik disana yaa.
Udah beberapa hari ini aku gaenak badan, dan sekarang ngedrop. Aku cuma pengen ditemenin mama sama bapak. Kepala aku pusing banget ma. Biasanya kalo pusing trus aku makan langsung ilang pusingnya. Tapi ini masih aja pusing. Malah makin pusing. Mama kenapa ga nemenin aku? Kalo aku sakit gimana ma? Mama biasanya kan ngerokin aku. Tolong jaga aku dari atas sana yaa. Doain biar aku sehat terus bisa sukses supaya bisa bikin mama sama bapak bangga dan seneng. Udah dulu yaa, aku mau istirahat. Sampe ketemu di alam mimpi ma, pak. Aku sayang banget sama kalian.

Dari putrimu.

Kamis, 08 Januari 2015

Jangan...

Jangan menatapku dengan tajam.
Jangan tersenyum tanpa berucap.
Jangan diam didepanku lalu mematung.
Jangan panggil aku tanpa alasan yang jelas.
Jangan meledekku dengan lelucon yang tak logis.
Jangan ... jangan ... dan jangan ...
Karena setiap melihatmu, banyak kata "jangan" yang ingin kuucap.
Karena setiap melihatmu, aku takut jika harus kembali jatuh.
Maka itu, jangan lakukan semuanya kepadaku.
Aku cukup menjadi pengagummu, itu saja.