Minggu, 16 Oktober 2016

Akan kucoba untuk tidak Merindukanmu

Kedekatan yang sangat lekat tiba-tiba kau hilangkan begitu saja, seolah-olah kita tak pernah saling sapa.
Setiap ku merindu, aku akan membuka perbincangan kita di salah satu media sosial yang tidak menyembuhkan tapi semakin menyakitkan. Semakin ku telusuri perbincangan itu, aku semakin sadar, ada jarak yang membentang diantara kita.
Kecewaku, karena kau tidak jauh berbeda dengan dia. Seseorang yang ku coba untuk percayai tapi malah pergi tanpa permisi. Semudah itukah kamu pergi?
Aku tak peduli kau sudah memiliki dambaan hati atau belum, karena aku tak akan meminta dan memaksa untuk memilikimu. Karena aku percaya, bahwa teman hidup kita sudah dituliskan Tuhan di lauhul mahfudznya.
Mengenangmu adalah buah simalakama. Membahagiakan sekaligus menyakitkan.
Semoga kau selalu bahagia disana. Aku akan mencoba untuk tidak merindukanmu.


Salam : rekanmu

Rabu, 31 Agustus 2016

Tanda Terlambatkah?

Aku sudah memakai dress berwarna coklat muda dengan wedges yang membuat aku terlihat lebih tinggi. Aku berjalan menyusuri suatu gang dan di tengah perjalanan aku bertemu denganmu. Kita saling diam, aku yang bingung harus berbuat apa hanya bisa diam menatapmu karena terlalu lama merindu, mungkin. Setelah sekian lama akhirnya kau memulai percakapan,
"Kamu tidak ingin menghentikan semuanya? Kalau kamu ingin aku berhenti sekarang aku akan berhenti. Aku pergi dari acara itu karena aku mencarimu."
Aku hanya bisa diam, aku takut salah mengambil keputusan untuk yang kedua kalinya. Sampai akhirnya kamu menanyakan sesuatu yang sejak dulu aku pikirkan.
"Aku masih menunggumu. Aku dijodohkan oleh orangtuaku dan sudah kutolak perjodohan ini tapi akhirnya aku terpaksa menerimanya karena aku tidak bisa mengabarimu. Maaf kalau aku terlambat dan terlalu takut untuk mengatakan semuanya. Aku hanya butuh waktu untuk membuktikan semuanya. Dan sekarang kita dipertemukan disini, aku akan mengenalkan kamu kepada orangtuaku jika kamu ingin bersamaku. Karena aku mencintaimu, sungguh. Maukah kamu menjadi teman hidupku?"
Belum sempat ku menjawab, orangtua dan pasanganmu itu datang. Dan lagi-lagi aku hanya bisa diam. Aku tidak ingin kau menjadi anak yang menentang keinginan orangtuanya tetapi di sisi lain aku pun mencintaimu. Kamu pun kembali ke pelaminan dan aku duduk hanya berjarak dua orang saja darimu. Aku melihat kau menatapku sebelum kau mengucapkan ijab qabul. Aku mencoba untuk tersenyum sedangkan hatiku ingin mengatakan,"Hentikan! Aku mencintaimu. Aku mau menjadi teman hidupmu." Tapi sayangnya itu tidak berhasil, mulutku terkunci rapat yang ada hanya segurat senyum getir melihatmu bersama orang lain disana. Waktu yang ku takutkan terjadi, kalian sudah sah menjadi pasangan suami istri. Aku pun menyalamimu dan mengucapkan,"semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah." Kamu menahan tanganku dan berbisik,"aku akan tetap mencintaimu." Aku pun langsung pulang dari acaramu dan menangis. Aku terlambat (lagi).








- 03:00 dini hari aku terbangun. Rasanya sesak sekali. Ternyata hanya mimpi. Pertanda apa ini? Apa kamu sudah menemukan teman hidupmu disana? Atau karena aku terlalu merindukanmu sampai aku bermimpi seperti itu?

Sabtu, 26 Maret 2016

#HaluMe about @Herrommy

Kak Rommy @Herrommy lagi ngadain kuis #HaluMe nih, nah gw mau cerita gimana awalnya gw ngikutin dia di twitter sampai sekarang. Mudah-mudahan sih sampai seterusnya ya hehe.
Awalnya itu, gw iseng, ada temen gw yang follow dia. Nah, temen gw itu ngeretweet tweetnya kak Rommy. Sebelum gw follow, gw stalk dulu tuh akunnya (kebiasaan gw sebelum follow orang). Kesan pertama cukup menarik. Kenapa menarik? Karena dia bahas zodiak gitu, nah gw juga suka menganalisis orang ya dari zodiaknya. Nggak semua sih, cuma gw suka sama yang berbau-bau semacam itu. Dari mulai zodiak, gestur tubuh, dan lain-lain. Akhirnya gw follow deh akunnya. 
Banyak komentar yang bilang kalau dia itu galak. Gw sih biasa aja, udah biasa menghadapi segala jenis sikap manusia. Nggak mungkin seseorang melakukan sesuatu tanpa sebab, kalau orang-orang bilang kak rommy galak, pasti ada yang bikin dia kesel atau sejenisnya. Tapi emang pas liat timelinenya gw mikir,"Nih orang gaya banget." Tapi gataunya seru malah. Dari gw mulai follow dia, sampai sekarang responnya baik. Jadi gini...
Gw baca tulisan di blog dia tentang gimana caranya biar mention kita dibalas/ditanggapi sama orang yg kita mention. Sebelum gw baca tulisan itu, gw nggak berani mention kak Rom, cuma jadi silent reader aja. Pertama kali gw mention itu nanyain Uber, karena kebetulan gw berencana mau pergi ke Bandung waktu itu. Baik banget responnya. Dari situ jadi makin rajin ngikutin timelinenya dia. Emang nggak semua tweet-tweetnya selalu baik, wajar. Kadang ada tweet yang menurut gw kasar, jorok, tapi banyak yang positif juga. Nggak ada lah manusia yang full baik, pasti ada sisi lainnya. Wajar, gapapa. Dari situ gw belajar, biar nggak kaget sama dunia luar nanti. Sampai akhirnya, saking ketagihannya gw pakai notifikasi tweet, biar update terus tweet-tweetnya dia. Kenapa? Karena dia yang alhamdulilah bisa membuka mata gw untuk bangkit lagi. Dulu, gw selalu mikir,"Kenapa orang-orang pada kaya gitu, padahal dia nggak tau gimana rasanya jadi gw." Sekarang, terserah orang lain mau bilang apa yang penting gw harus sukses untuk orangtua gw. Pokoknya efek kak Rom itu cukup besar buat gw. Sekarang, gw udah nggak terlalu introvert lagi. Gw udah mulai balik ke gw yang dulu. Gw paling susah buat cerita ke orang lain, terutama ke cowok. Ada satu cowok yang bener-bener tahu cerita hidup gw, dan satu lagi kak Rom. Karena gw percaya sama kak Rom makanya gw berani cerita semuanya. Dan itu bikin gw lega. Oh iya, gw pernah tidurnya tertunda gara-gara dikasih tahu kalau ada orang yang ngikutin gw pake baju putih. Isengnya emang nggak nahan deh kak Rom
Sejak awal Maret, gw jadi telat ngikutin timelinenya kak Rom karena harus ngampus dan sinyal di kampus parah banget. Makanya, pas di kasih tahu kuisnya diadain hari sabtu dipantengin terus deh timelinenya. Haha
Oiya yang lucu lagi, kak rom mention pak presiden trus dibales sama orang-orang gitu. Responnya lucu. Gw cuma senyum-senyum sendiri pas itu, nggak mau ikutan komentar :)) kak Rom itu emang iseng banget, banget, banget. Oiya emang gw suka sama tweet-tweetnya kak Rom, tapi kalau udah berbau kasar atau jorok gw cuma jadi silent reader aja, nggak ikutan nimbrung wkwk :))
Pernah kak Rom vacum dari twitter, dan nggak ada notif masuk di hp gw. Nggak seru. jadi males buka twitter. Untungnya vacumnya nggak lama jadi seru lagi deh. Yang sering gw pantengin itu akunnya @Herrommy sama akun kelas gw. Cuma dua itu. Paling kalo ngeliat tweet-tweet following gw yaa biasa aja. Nggak seaddict dua akun ini. Segitu dulu kali yaa ceritanya tentang kak Rom @Herrommy. Nanti kalo ada tambahan ditulis lagi.
Paragraf terakhir, gw cuma mau bilang makasih banyak untuk kak Rom yang sudah membuka mata hati saya. Mungkin memang menurut kak Rom biasa aja, tapi untuk saya itu nggak biasa. Saya mulai yakin bahwa saya bisa sukses nantinya dengan usaha saya. Keep humble kak! Sukses terus! :)

Minggu, 21 Februari 2016

WE (re:orang-orang yang masih tersangkut di masa lalu) part1

Bermula dari pertemuan, menjadi cerita, tapi berujung menyakitkan. Perpisahan.Cerita-cerita ini berlatarbelakang dari kumpulan hati orang-orang yang belum bisa beranjak dari masa lalunya. Tulisan ini akan kubagi menjadi 3 bagian, pertama, sebut saja Melody, wanita yang saya kira sudah benar-benar menjatuhkan seluruh hatinya untuk lelaki masa lalunya. Mengagumi dalam waktu yang lama dan akhirnya, perjuangannya tidak sia-sia. Dia berhasil mendapatkan lelaki idamannya. Dua insan yang sangat sangat berbeda lalu dipertemukan. Lelaki itu dingin, sedangkan wanita itu hangat. Lelaki itu misterius, sedangkan wanita itu mudah ditebak suasana hatinya. Mungkin perbedaan-perbedaan itu yang belum bisa dipersatukan sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Dan akhirnya, hubungannya selama 2 tahun 22 hari itu berakhir dengan perpisahan. Bukan waktu yang singkat untuk mengubah semuanya kembali seperti semula. Apalagi berada dalam satu lingkup yang hampir setiap hari ada kemungkinan untuk bertemu. Tapi sekarang, suasananya sudah berbeda. Kaku, dingin, canggung. Satu sama lain bingung untuk memulainya darimana. Mungkin pernyataan,”Melihatmu saja sudah membuatku bahagia. Tapi bahagia dan rasa sakit itu sepaket kan? Melihatmu bukan hanya saja membuatku bahagia, tapi juga menyakitkan. Karena semuanya sudah berbeda, dan aku tidak mengerti harus bagaimana.” itu yang selalu terlintas setiap Melody melihat lelaki masa lalunya itu. “Andai saat itu, aku bisa bersabar sedikit. Mungkin semuanya tidak akan sedingin ini.” penyesalan tentang sikapnya dulu selalu saja teriang-ngiang di telinganya. Bahwa dia yang salah. Tapi, di lain sisi ada yang membisikkannya,”Bukan kamu yang salah. Wajar dong kalo kamu harus mengambil sikap. Toh selama ini kamu udah sabar sama sikapnya selama ini. Dan akhir-akhir hubungan kamu itu dia berubah. Wajar kalo kamu kesel.”. Melody hanya ingin lelakinya itu lebih peka. Lebih paham dengan apa yang dia mau. Tapi sayangnya, sulit. Setahun kurang lebih mereka sama-sama diam. Menunggu saat yang tepat untuk bersua. Bukan! Lebih tepatnya menunggu masing-masing hati mereka lebih melunak. Melupakan rasa sakitnya perpisahan dan berdamai dengan masa lalu. Mungkin lelaki itu tidak pernah tahu bagaimana wanita masa lalunya itu selalu menyelipkan namanya disetiap doa, selalu bertanya kepada malam,”Kapan kita bisa kembali berteman?” paling tidak itu awal untuk memperbaiki semuanya. Lelaki itu tidak pernah tahu seberapa Melody menunggu, mencoba untuk mempersilakan orang lain untuk memperbaiki hatinya, tetapi tetap saja gagal. Selalu berakhir pada lelaki itu; lelaki masa lalunya. Yang pada akhirnya, dia memutuskan untuk mengosongkan hatinya untuk sementara waktu. Itu hanya kata lain dari menunggu sebenarnya. Dan yang menyakitkan Melody adalah, lelaki itu ingin pergi. Pergi ke tempat yang tidak bisa ditempuh dalam waktu 1 jam atau 2 jam kecuali menggunakan pesawat terbang. Sudah pasti mereka akan jarang bertemu. Tunggu dulu! Bukannya itu bagus untuk hati Melody, dia bisa lebih cepat menyembuhkan hatinya kan? Tapi kepergian lelaki itu malah membuat kenyataan yang semakin sakit. Sebelum lelaki itu pergi, dia berpamitan melalui pesan. Entahlah, di hati Melody rasanya masih saja sakit. Itu seperti ucapan selamat tinggal yang diperhalus. Hmm, berulang-ulang kali Melody selalu bilang,”Mungkin dengan kepergiannya itu aku bisa benar-benar melupakannya.”. Tapi tetap saja tidak, saat lelaki itu datang, bahkan hanya melalui pesan saja, Melody bisa sangat bahagia seperti anak kecil yang mendapatkan hadiah dari orangtua. Tunggu! Rasanya lebih dari itu. Sangat sangat bahagia. Tapi, lelaki itu masih sama, semenit yang lalu bisa membuat Melody terbang sangat tinggi semenit kemudian menjatuhkannya ke lubang rasa sakit dalam sekejap mata. Dia pergi lagi. Dan Melody sakit (lagi). Entah ini sakit yang kesekian kali tapi rasanya selalu sama, bahkan lebih. Itulah cinta, mulut berkata tidak tapi hati berkata iya. Hal kecil saja, saat lelaki itu bilang ingin berkunjung ke rumah Melody, Melody dengan mudahnya langsung mengiyakan. Setelah semuanya sudah rapi, ada pesan masuk,”Maaf, aku tidak jadi kerumahmu.” dan dengan mudahnya Melody membalasnya,”Iya, tidak masalah.”. Tidak masalah kamu bilang??! Jelas masalah besar! Melody sudah menyiapkan semuanya, termasuk hatinya tetapi ternyata dia membatalkannya. Kesal! Sedih! Hanya entah kenapa dia hanya bisa bergumam sendiri. “Bodoh! Kenapa masih mau saja menerimanya? Dia itu belum berubah. Masih menyebalkan. Kenapa dia bisa seenaknya membatalkan pertemuan itu begitu saja? Tidak tahukah dia aku sudah mengatur semuanya? Arrrrrghh!!”. Memaki diri sendiri pun tidak akan membuatnya datang, apalagi menangis. Karena dia tidak tahu apa artinya sakit. Sakit dengan harapan yang dianggapnya kecil tapi menurut Melody itu sangat besar. Sesulit itukah melupakan? Kenapa tidak semudah membalikkan telapak tangan? Itulah hati. hati wanita lebih lama untuk berbenah. Karena mencari yang nyaman itu banyak, tapi yang benar-benar nyaman itu susah. Mungkin Melody masih nyaman dengan lelaki masa lalunya itu, walaupun di mata teman-temannya tidak. Apa masih bisa dikatakan nyaman kalau pergi sesuka hati? apa masih bisa dikatakan nyaman kalau semuanya itu abu-abu? Menurut logika tidak. Tapi menurut hati, mungkin iya. Karena Melody tahu siapa lelaki masa lalunya. Karena Melody tahu siapa yang membuatnya nyaman walaupun dalam keadaan paling sakit sekalipun. Dan itulah yang namanya Cinta. Cinta yang benar-benar cinta. Dia selalu setia menunggu walaupun dia tahu kalau sebenarnya yang dia tunggu itu tidak akan pernah datang. Dia yang selalu mengerti kenapa lelakinya selalu datang dan pergi sesuka hatinya. Dia yang selalu bahagia melihat hal-hal kecil tentang lelakinya. Dia yang bisa merasakan rasa sakit saat lelakinya terluka. Itulah cinta, tak pernah meminta kembali. Tapi selalu tulus memberi.Pesanku untuk Melody, tetaplah mencoba berdamai dengan hatimu tentang masa lalumu terutama lelakimu itu. Ingat, bukan hanya dia yang perlu bahagia, tapi hatimu juga. Karena Tuhan menciptakan manusia mungkin hanya untuk mencintai, tapi tidak untuk memiliki. Berbesar hatilah untuk menerima semua tulisan Tuhan, mungkin di luar sana ada lelaki yang lebih tulus mencintaimu seperti tulusnya kamu mencintai lelaki masa lalumu. Oh ya, kalau ada waktu nanti, jangan lupa tanyakan bagaimana menghilangkan rasa sakit di dalam hati. Mungkin senior dan dosenmu itu mahir dalam ilmu kedokteran dan sejenisnya itu, tapi kurasa tidak dengan masalah ini. Maybe you can try this, tidak hanya paham dengan ilmu kedokteran tapi paham juga tentang ilmu ‘hati’.











15/02/16
13:28

Selasa, 16 Februari 2016

Menyakiti Diriku Sendiri

Getarannya hadir lagi. Setelah sekian lama aku coba untuk menghapus semuanya. Menghilangkan semuanya. Tapi semuanya hilang mulai hari ini. Kau datang waktu itu, lalu mengajakku untuk membuat kue. Selalu bertanya setiap hari dan aku selalu menolaknya. Bukan karena aku tak mau. Tapi aku tak sanggup untuk menyakiti hatiku lagi. Tapi ternyata, hari ini datang. Beberapa jam lalu, kita membuat kue bersama. Ada kehangatan yang sudah lama kurindukan. Kamu yang selalu bercerita tentangnya dan aku selalu merespond seperlunya. Karena aku tahu, kamu tidak butuh balasan, kamu hanya perlu aku mendengar setiap ceritamu. Sure, I'll do. Bukan hanya itu, kamu yg berulang kali menasihatiku masalah kehidupan. Hmmm, sekonyol apapun kamu, seaneh apapun kamu, juga sekelilingku yg entah kenapa kurang suka denganmu, but i love you so much until now.
Tapi bodohnya, sesayang apapun aku terhadapmu, aku tahu kita sudah sulit untuk bersama. Karena aku tidak ingin merusak hubunganmu. Be your friend has made me happy. :)
Aku sebutkan kebodohan-kebodohanku hari ini yaa.
1. Aku bangun pagi hanya karena kamu bilang jam 7 mau bikin kue.
2. Aku bilang jam 8 karena sedang hujan. Kamu mengiyakan. Bodohnya, i waited for you until at 10 a.m.
3. Aku mendengarkan ceritamu dengan detail dan selalu bahagia setiap melihat ekspresimu saat bercerita.
4. Aku yang mengusulkan kamu menulis suatu kalimat untuk wanitamu. Dan itu sangat menyakitkan. Sangat sangat sakit. "Andai yang kau tulis itu namaku, bukan namanya." Apa kau dengar ucapan hatiku? Hmm :)
5. Aku mau mengabadikan kue dan kamu dalam memori handphonemu.
6. Aku yang menyarankan supaya foto itu dikirim ke wanitamu. "Gw yakin dia pasti bakalan seneng." But, do you know? Ada seseorang yang tersakiti disini.
7. Aku yang selalu bisa dengan mudahnya tenang dengan kata-katamu.
8. Aku tidak bisa mengontrol detak jantungku saat kau berada disini.
9. Aku selalu tersenyum, tertawa, tetapi sebenarnya rasanya sakit.
10. Aku menyakiti diriku sendiri.

Rabu, 03 Februari 2016

Sedang Rindu.

Aku tidak menyangka, pertemuan kita dulu bisa menghasilkan rasa sakit yang teramat dalam sekarang. Mungkin aku yang salah, aku yang masih membawa luka lama sampai akhirnya aku bertemu denganmu. Bahkan sampai hampir semua temanku bilang, ”Ya ampun, udah 3 tahun masih aja bahas dia.” Aku juga bingung, ada saja hal-hal yang membuat aku tertarik membicarakannya. Sampai suatu saat dia benar-benar menghilang, dan aku tahu kalau dia sudah mendapatkan kekasih baru. Sakit. Jelas sangat sakit. Lalu kamu datang, kau pelan-pelan menutup luka-luka di hati. Setelah kau berhasil menutup luka itu, and boom! Kamu menghilang!
Iya, ini semua memang salahku. Aku yang bilang aku sudah bisa bahagia dengan kesendirian dan bisa berdamai dengan hatiku. Bohong. Itu semua bullshit. Nyatanya, di hati kecilku masih merasakan sakit saat dia bercerita tentang kekasihnya. Nyatanya, di hati kecilku masih merasakan rindu yang akhirnya tersampaikan saat dia datang ke rumah. Nyatanya, di hati kecilku masih merasakan getar-getar bahagia saat dia bilang, ”aku hanya ingin tahu keadaanmu.” Kalimat yang sederhana, hanya saja aku yang terlalu membesar-besarkan. Percobaanku gagal lagi.
Semakin jauh jarak kita sekarang. Bahkan, sudah tidak ada lagi yang menghiburku setiap malam dengan kekonyolan dan kata-kata menyebalkan. Tunggu, sebenarnya bukan itu yang kurindukan. Sosokmu. Sosok pria yang sangat bisa mengerti diriku selain.. dia. Sosok pria yang sebenarnya hangat tapi diselimuti sikap yang menyebalkan. Sosok pria yang bisa menenangkanku disaat aku menggebu-gebu dalam bercerita. Sosok pria yang satu-satunya aku percaya, selain ayahku tentunya. Aku rindu dengan segala sikapmu yang bisa membuat aku lupa dengannya. Hmm, sebentar, bukan berarti kamu itu pelarian. Sungguh bukan! Aku sungguh-sungguh ingin berteman. Satu-satunya pria yang aku percaya itu kamu. Dan sekarang, rasanya seperti ada yang hilang. Mungkin karena aku terlalu abu-abu. Tapi kamu juga abu-abu.
Instrumental ‘One Call Away – Charlie Puth’ membuat genangan dipelupuk mataku. Seketika, aku rindu perjalanan itu. Perjalanan yang memperlihatkan ketulusan yang sangat besar. Entah hanya perasaanku saja atau bukan, yang pasti aku melihat ketulusan darimu. Nyaman rasanya. Saat berada di dekatmu saat itu. Sayangnya, itu semua sudah menjadi kenangan. Dan aku hanya bisa membukanya saat aku rindu, seperti saat ini. Merindukanmu yang mungkin sudah tidak kembali seperti dulu. Aku ingin meminta maaf mengganggu tidurmu kala itu, saat kau ingin tidur tetapi saat itu juga aku terbangun karena kedinginan. Aku tidak sempat berbicara padamu, bukan hanya tidak sempat tapi tidak berani. Tapi yang masih membuatku heran, kenapa saat itu kau duduk dibawah? Apa kursinya benar-benar penuh? Hmmm.
Paragraf terakhir ini, mungkin sudah ada wanita yang membuatmu lebih nyaman, semoga. Aku pun mendoakanmu agar kau selalu bahagia disana. Doakan aku juga supaya aku bahagia disini. Bisa kuat walaupun tidak kau kuatkan seperti dulu. Mungkin aku sudah tidak bisa bertahan terlalu lama lagi. Tapi, aku juga tidak tahu akan berhenti kapan. Yang pasti, aku bahagia bisa mengenalmu. Sangat bahagia. Walaupun sekarang sedikit menyesakkan. Itu bisa kuatasi, tenang saja. Oh ya, terakhir, hmmm kalimat terakhirku akan ku beritahu nanti di tulisanku selanjutnya ya.











pth.
3 Februari 2016

Minggu, 31 Januari 2016

Kamu.

Kalau sudah waktunya mundur, saya akan mundur dengan sendirinya.
Yang pasti, saya sudah benar-benar melepas semua kesukaan saya dan hanya tertuju pada satu hal. kamu.

Berdamai dengan hati, juga mantan kekasih

Sudah berapa lama kita tidak bertemu ya? Tiba-tiba saja saat reuni SMA, ada pesan masuk darimu. Kamu bilang,"lu dimana? Gw tadinya mau main." Entah kenapa aku tidak bisa menolak kedatanganmu. Bukan karena aku masih mencintaimu. Bukan bukan! Aku hanya menghargaimu dan ibumu. Salah satu orang yang sangat baik dan sangat sangat baik. Maka dari itu, aku membagi waktuku untukmu.
Satu menit, dua menit, satu jam, kamu belum datang juga. Kebiasaanmu yang masih seperti itu. Budaya ngaretmu yang belum hilang. Hampir saja aku tertidur karena esok hari aku ada kegiatan full dari pagi. Tapi, ada pesan masuk. Entah kebetulan atau apa kamu sepertinya tahu apa yg ku pikirkan. "Gw telat gapapa ya? Soalnya mau ngejemput mama dulu di stasiun." Entah kenapa, alasan apapun darimu seolah-olah bisa aku terima. Hmmm. Oh ya, kamu masih saja sibuk padahal hanya ingin main ke rumahku. Sampai mini market menanyaiku apa aku mau sesuatu. Dan ketika sampai rumah kamu sms,"gw udah sampe." Masih ya, masih ribet tapi itu yang lucu. Itu yang khas dari kamu.
Lalu, kita bertukar cerita. Bukan kita sih, lebih tepatnya kamu. Tapi aku suka menjadi pendengar ceritamu. Dengan kepolosanmu kamu bercerita tentang kehidupanmu, kekasihmu, orangtua kekasihmu, dan entah kenapa aku tidak sakit hati. Aku sudah tidak sakit hati. Setelah sekian lama akhirnya berhasil juga ya haha :)
Canggung yg selama ini ada pun sudah mulai hilang dan kita kembali menjadi teman. Sebelumnya pun kita sudah berteman, tapi hatiku belum bisa menerima kehadiranmu. Tapi sejak kemarin, aku sudah berdamai dengan hatiku dan denganmu. Terimakasih masa lalu terbaikku sudah menyempatkan waktu ke rumah hanya karena ingin melihat keadaanku (katamu). Entah benar atau tidak, tapi aku tahu kamu selalu tulus dan jujur :)
Berdamai dengan hati sendiri dulu setelah itu baru kita berdamai dengan masa lalu kita.