Kamis, 30 April 2015

Mengagumi dengan Caraku

Dalam alunan lagu "Aku Cinta Kau dan Dia" malam ini, tiba-tiba saja aku ingin menulis tentang kalian. Orang-orang yang ku kagumi.
Aku sudah bosan membahas masa lalu, yaa walaupun dia salah satu orang yang ku kagumi. Baik dulu ataupun sekarang. Tapi saat ini, aku ingin membahas kamu. Hmmm, kamu yang tidak bisa tergapai. Yang hanya bisa ku lihat, ku perhatikan, dari jauh. Jika ada yang bertanya mengapa aku mengagumimu, aku pun tidak pernah menemukan alasannya. Tapi, aku selalu menyukai kegiatan yang mungkin bisa dibilang miris. Tapi itu cukup membuatku bahagia.
Dan kamu, ini bukan tentang kamu yang ku perhatikan dari jauh. Tapi tentang kamu yang pandai merangkai kata. Entah itu hasil dari copy paste dari penulis yang kamu follow di akun sosialmu, atau itu memang hasil murni darimu. Aku tidak peduli. Aku selalu jatuh cinta dengan kata-katamu itu. Padahal kita hanya dipertemukan lewat gelombang radio yang dulu aku ikuti. Bahkan sampai detik ini pun kita belum bisa bertemu. Hmm, kapan yaa kamu bisa mengirimiku sajak-sajakmu itu?
Kalau mengenai kamu. Bukan seseorang yang ku perhatikan dari jauh, bukan juga penyair yang sering mengirimiku sajak. Tapi kamu, seorang teman yang selalu saja mendengarkan apa yang aku ceritakan. Kadang aku berpikir, apa iya rasamu itu memang belum sepenuhnya hilang seperti yang dikatakan temanku? Tapi, mungkin memang tetap seperti ini. Aku yang mengagumimu sebagai teman. Dan bangga memiliki teman sepertimu.
Dan yang terakhir, lelaki yang ku kagumi adalah lelaki yang pandai mengaji. Membaca ayat suci Al-Qur'an. Dan yang selalu tersenyum tanpa berucap. Seperti ada yang ingin diucap tapi tertahan.

Mengagumi itu tidak ada salahnya kan? Mengagumi itu bukan suka, sayang, atau cinta loh ya. Aku suka mengagumi orang lain yang memang pantas untuk ku kagumi. Mengagumilah sebelum mengagumi seseorang itu dilarang. Apalagi mengagumi diam-diam.

Senin, 13 April 2015

13 April yang Terlupakan

Hai, bulan April! Kau membuatku mengenang banyak hal. Kau juga membuatku bahagia lalu terluka dalam sekejap. Kau selalu mendatangkan hal-hal yang tak pernah ku duga.
Hai lelaki penabuh drum! Kau tiba-tiba saja datang lagi di kehidupanku. Tepat satu hari sebelum hari yang ku anggap penting itu tiba. Kau tahu betapa bahagianya aku? Kau tahu betapa bingungnya aku untuk menjawab pesan singkatmu? Apa kau juga tahu, seberapa lama aku merapihkan rumah hanya untuk kedatanganmu? Layaknya akan datang seorang presiden ke rumahku sehingga aku harus merapihkan semua agar terlihat baik dimatamu. Apa kau tahu itu semua? Kau membuatku gila dalam sekejap. Kau membuatku....arrrrgh!! aku tidak tahu lagi bagaimana mendeskripsikannya.
Hari ini, 13 April yang selalu ku tunggu. Dan kau pun datang lagi. Sudah dua hari ini kau membuatku gila,Tuan. Padahal, aku tahu kau sudah ada hati dengan yang lain. Tapi, aku tidak bisa menyangkal bahwa melihatmu saja itu sudah membuatku sangat bahagia, entah apa alasannya aku pun tak tahu. Karena dalam keluguanmu itu, terselip sesuatu yang berbeda dengan yang lain. Sesuatu itu yang membuat hati ini selalu mengagumimu dari jauh. Kau tahu kebahagiaanku saat ini itu apa? Kau hadir lalu kita bisa berbicara hangat seperti dulu. Walaupun pada kenyataannya, kamu sudah berdua dengan wanitamu dan aku, hmmm aku yang sudah berusaha mencintai lelaki lain tapi masih terpaut oleh dirimu. Salahkah ini,Tuan?
Mungkin, 13 April ini memang tidak berharga untukmu. Bahkan mungkin hari yang sudah kau lupakan. Tapi bagiku, 4 tahun yang lalu, 13 April kau dan aku memulai semuanya untuk menjadi kita. 13 April juga permulaan yang membuat aku ingin mengubah dirimu menjadi lebih baik, dan kau membuatku lebih baik. Dan kita berhasil! Kau sangat berhasil! Tapi sayangnya, hanya karena gegabah saja itu semua pupus.
Tuan penabuh drum? Semoga kau bahagia dengan wanitamu ya. Sesakit apapun luka, entah kenapa aku selalu saja mengelak dan menganggap luka itu adalah bahagia. Kau tahu kenapa luka itu tidak terasa menyakitkan? Karena setiap melihat lekuk senyummu, itu yang membuat hati ini selalu damai. Karena setiap kata yang terlontar dari mulutmu itu entah kenapa membuatku selalu saja tersenyum.
Sudah cukup aku mengenangmu. Sudah cukup aku beranggapan bahwa kita yang dulu akan hadir lagi saat ini. Pada nyatanya, mungkin saat ini, kita adalah kita. Kamu yang sibuk dengan wanitamu dan aku yang sibuk menjauh darimu. Selamat tanggal 13 April Tuan! Satu hal yang perlu kau tahu, 13 April ini juga adalah hari pernikahan orangtuaku. Kenapa bisa sama seperti itu ya? Hmmm entahlah.
Terimakasih kau sudah datang dan membuat kita yang selama ini membisu dalam nyata menjadi hangat lagi dalam suasana. Aku sudah cukup bahagia dengan keadaan kita yang sekarang, teman. :)

Jumat, 10 April 2015

Ucapan-Ucapanmu Dulu

"Tolong ajarin aku tentang materi ini. Aku nggak ngerti.""Sini aku bantuin."
"Ini tasnya, yang lain udah pada pulang. Aku cari kamu nggak ada, katanya kamu lagi ngambil piala dulu. Makanya aku tungguin sampe kamu dateng."
"Nggak apa-apa aku tungguin sampe kamu selesai."
"Ini aku yang bikin sendiri loh tulisannya. Maaf ya kalo berantakan."
"Maaf ya ade aku emang begitu."
"Walaupun cowok harus bisa masak juga dong. Kalo nanti aku udah berkeluarga, trus istri aku sakit ntar siapa yang masak?"
"Bentar ya aku ambil wudhu dulu."
"Tunggu reda aja dulu, petirnya gede ujannya juga deres banget."
"Kamu ada nggak? Kalo nggak ada pake punya aku aja nih."
"Kamu sama siapa dirumah? Nggak sendirian kan? Kalo malem ditemenin sama siapa?"

Masih banyak yang lain yang belum aku tulis disini. Masih banyak hal-hal yang menunjukkan bahwa cinta itu tidak perlu berlebihan. Cinta tanpa perlu adanya kontak fisik. Tapi bisa dirasakan oleh satu sama lain. Karena itu yang membuat cinta lebih berarti.

Lelakinya dan Wanitanya

Dia berbeda dengan yang lain.
Dia, bukan lelaki bodoh yang dengan gampangnya menjamah wanitanya.
Dia, memperlakukan wanitanya seperti sesuatu yang mulia.
Dia, penjaga yang baik. Penjaga yang tulus menjaga dari hati. Bukan hawa nafsu.

Dia selalu bilang kepada wanitanya,"Jaga diri kamu baik-baik selama tidak ada aku disampingmu. Karena aku tidak bisa menjagamu saat aku pergi, tapi dalam doaku, aku yakin Tuhan kita yang menjagamu."
Dia selalu membuat wanitanya jatuh hati dengan hal-hal kecil seperti itu.
Dia memang bukan orang yang jenius, dia bukan orang yang ahli dalam segala hal.
Tapi dimata wanitanya, dia adalah calon imam yang didambakan oleh kaum hawa.

Wanita itu selalu bilang kepada orang-orang disekelilingnya yang selalu menganggap remeh lelakinya,"Dia memang tidak sempurna, dia memiliki banyak kekurangan, tapi di hidupku, dia adalah hadiah yang terindah yang Tuhan berikan yang bisa membimbingku ke jalan yang di ridhoi oleh Tuhan."

Karena cinta tidak perlu saling menggenggam tangan dengan erat.
Karena cinta tidak perlu saling berpelukan untuk merasakan kasih sayang.
Karena cinta tidak perlu saling mengecup dan berpagutan antar bibir mungil itu.

Karena cinta hanya perlu rasa. Rasa mengetahui batasan-batasan yang belum bisa dilampaui tanpa adanya ikatan yang sah. Rasa yang membuat nyaman tanpa perlu melakukan hal-hal yang dilarang oleh Penciptanya. Rasa yang membuat mereka menuju jalan yang membuat mereka yakin untuk melanjutkannya ke dalam sebuah kehidupan yang baru.

Sabtu, 04 April 2015

Menunggumu itu Melelahkan

     Ketika hati mencoba untuk menerima, belajar untuk menghargai setiap kesabaran yang sanggup meredam emosi yang diciptakan. Ketika semua harus ditata rapih tanpa menimbulkan rasa perih. Saat itu pula, aku mulai belajar membuka hati, dan mulai mencintaimu.
     Ini bukan tentang dia, masa laluku yang tiba-tiba muncul dihadapanku. Ini bukan tentang jarak diantara aku dan dia. Ini bukan tentang aku, yang mulai menjauh dengannya hanya karena ingin mencoba membuka semuanya denganmu. Tapi ini semua mengenai, seorang wanita yang sudah terlalu lelah menanti. Terlalu lelah menebak apa yang akan terjadi esok. Terlalu lelah dengan semua yang sekarang menjadi abu-abu. Aku bukan kamu, yang bisa selalu sabar menghadapi semuanya. Selalu bisa menunggu orang yang kamu suka. Aku bukan wanita seperti itu!
     Kamu itu baik. Sangat baik. Pilihlah wanita yang bisa mengimbangimu. Pilihlah wanita yang sama baiknya sepertimu.
     Aku mundur. Maaf. Terimakasih untuk semua kesabaranmu.
     Membuka hati itu sulit, jadi jika nanti kau menyukai seseorang, jangan terlalu lama. Belajarlah dari masa lalu, jangan sampai kau didahului oleh temanmu sendiri. Atau bahkan dia pergi karena terlalu lelah menunggumu. Ingat pesanku ya! :)