Udah
lupa rasanya rindu nih, tolong kamu ingetin dong. Kamu, iya kamu, yang
senyumannya manis itu...
Aku.
Anak kecil yang senang bermain-main. Ditaman tenang hatimu.
Aku bukan tempat bermain.
Lalu tempat?
Tempat belajar untuk mengerti
kehidupan.
Suatu kali, aku bertamasya ke
padang rindu. Membawa balon berwarna-warni. Disana, kulepas nama kita ke udara.
Bergumul ragu dan tunggu menjadi
satu. Dalam sekat jarak bernama rindu...
Rindu yang tak pernah mengenal waktu.
Mengikis hari hingga saatnya bertemu.
Degupku tak beraturan. Dan aku
ingin memelukmu sekarang. Hingga tenang.
Tenggelamkan pikiranmu dalam diam.
Biarkan pikiran itu melayang dan akan berenti ketika mendapatkan sandaran yang
tepat.
Pundakmulah sandaran yang tepat
bagiku.
Bersandarlah selagi kau bisa.
Biarkan saya mengembara. Menuju
kamu yang tak ada dalam peta.
Carilah, ku akan duduk diam disini,
agar kau mudah menemukanku.
Bagaimana kalau orang lain yang
lebih dahulu menemukanmu?
Berlabuhlah ke dermaga yang lain.
Dermaga yang lain begitu berbeda
dibandingkan dengan kamu.
Semua itu sama. Itu semua tergantung
pada dirimu.
Senja terlalu terburu-buru
berlalu. Padahal aku ingin menulis banyak tentangmu. Di sekanvas awan jingga
berpadu ungu.
Aku pun ingin menulis semua tentangmu
didalam indahnya warna pelangi. Agar kau tahu, pelangi dan kamu itu sama-sama
indah. Dan sulit ditemukan. Hanya muncul pada saat yang tak bisa kutebak, tapi
menyenangkan.
Senja adalah kesetiaan. Setiap
hari, tak pernah lupa untuk datang. Dan kamu adalah senja terindah yang pernah
begitu aku rindukan.
Senja yang jingga akan berubah
menjadi hitam. Rindu itu mungkin saja akan luntur menjadi kehitaman.
Menyedihkan.
Sore tadi saya ingin menuliskan
ini “aku mencintaimu utuh, tanpa jenuh” tapi saya takut kamu bilang berlebihan.
Apapun yang belum kita coba, kita
tidak akan bisa tahu seperti apa hasilnya. Tidak jenuh untuk saat ini, tapi
nanti... kita tidak pernah tahu.
Saya selalu membayangkan malam
yang lugu merunduk. Lalu dengan gemas mengatakan bahwa kamu lebih terang dari
purnama.
Saya selalu menunggu
datangnya sinar mentari, yang akan memberikan seulas senyuman manis dan kuharap
kau pun seperti itu kepadaku.
Dimatamu aku lihat badai. Angkara
pengoyak rindu. Meluluh lantakan damba. Menyisakan sepi dan sendiri tanpamu.
Selamat pagi ;)
Senja menimang kenangan. Diantara
rindu tertahan dan sua yang tak tersampaikan perjumpaan.