Senin, 16 November 2015

Hanya Perasaanku Sajakah?

Bermula dari kebencianku terhadapmu, kita saling diam untuk mengenal satu sama lain tanpa ada kata yang terucap. Lambat laun kau mendekat tanpa ku sadari. Aku yang hanya menganggap itu hal yang biasa, tapi temanku tidak. Mereka bilang, sikapmu itu berbeda terhadapku. Dari hal-hal kecil yang kau lakukan, aku mulai berpikir, apa iya ada hal lebih darimu untukku? Sampai detik ini, aku belum tahu itu semua benar atau tidak.
Hei, ada yang ingin ku ceritakan. Dulu, kita sempat foto bersama tapi dengan teman kita lainnya. Dan kau tahu? Aku memotong foto itu dan terlihat seperti hanya foto kita berdua. Mungkin saat itu, aku mulai menyukaimu. Tidak masalah kan?
Setelah kita mengenal lebih lama, ada yang berbeda darimu. Sepertinya kau menjauh dariku. Entah hanya perasaanku saja atau memang benar kau menjauh semenjak ada orang lain yang mulai dekat denganku. Dan aku benci saat ada kerenggangan diantara kita. Tapi, di akhir perpisahan kita, kau sangat berbeda. Kau seperti awal yang terlihat sangat dekat denganku. Apa itu salam perpisahan darimu?
Aku benci setiap kau diam menatapku. Karena dari sana lah aku jatuh. Jatuh kepadamu. Dari tatapanmu itu, ada yang berbeda yang aku tidak pernah tahu apa itu. Sebelum kita berpisah pun, aku merasa ada hal yang ingin kau katakan dari tatapanmu itu tapi kau tahan. Mungkin aku yang terlalu percaya diri dan menganggap bahwa kau juga jatuh padaku. Tapi sebelum kau benar-benar pergi jauh, tidak bisakah kau memberi tahu siapa wanita yang kau pilih itu? Karena jika itu bukan aku, maka aku akan benar-benar pergi darimu, Tuan mata tajam.
Sebelum aku mengakhiri tulisanku ini, aku ingin bilang bahwa aku sudah benar-benar dalam jatuh kepadamu. Aku tahu ada tembok besar yang tidak bisa kita lalui, tapi paling tidak aku bisa tenang nanti saat aku pergi dalam keadaan kau sudah tahu apa yang ku rasa selama ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar