Sabtu, 31 Januari 2015

Anakmu, yang Selalu Merindu

Aku tidak akan menulis banyak hari ini.
Sudah 4 bulan kalian pergi meninggalkanku sendiri.
Apa kalian tidak rindu pada anakmu ini?? Aku sangat rindu. Sangat rindu dengan mu. Mama, Bapak. :")
Semoga kalian berada disurga terindah dan bisa melihat kesuksesanku dari sana. Doakan aku ya!

Dari : Putrimu
Minggu, 01 Februari 2015
#30HariMenulisSuratCinta

Jumat, 30 Januari 2015

Siklus Kita

Membencimu adalah awal pertamaku.
Menjauh darimu adalah kegiatanku.
Tapi kau, menarik magnet dariku agar bisa bersatu.
Pada akhirnya, aku tertarik olehmu.

Kau berhasil! Hari berganti hari, kita saling mengisi.
Saling berbagi, saling memberi.
Lalu kau mendeklarasikan apa yang kau rasa.
Membuatku menunggu agar ku bisa lihat ucapan itu dari bibir kecilmu.
Di akhir Januari ini, aku berhenti. Aku tidak sanggup untuk menunggumu lagi. Karena,
"Ada yang diciptakan untuk mengisi hati kita, bukan untuk hidup kita."

Aku yang lelah menanti . . .
Sabtu, 31 Januari 2015
#30HariMenulisSuratCinta

Pecinta Tatapanmu

Aku benci dengan tatapanmu seperti itu.
Tapi, aku cinta dengan tatapanmu seperti itu.
Aku merindukan tatapanmu, Tuan.
Lama tak jumpa, surat pertamaku ini, ku tujukan untukmu.
Tuan pemilik mata indah.

Aku hanya ingin bilang, serindunya aku padamu, kita akan kembali ke titik pertama dimana kita bertemu.
Bukan berarti, rindu yang menyesakkan ini membuat aku ingin kembali padamu. Bukan!
Hanya saja, aku sangat suka setiap mengingat kenangan kita, dulu.
Percuma saja, kita tidak akan kembali.
Kita akan tetap seperti ini. Diam dalam kejauhan lalu merindu dalam kesepian.

Aku yang sedang merindukanmu
Jumat, 30 Januari 2015
#30HariMenulisSuratCinta

Minggu, 18 Januari 2015

Aku mencintaimu, tapi itu dulu.

Bukan bagaimana kau pergi, tapi bagaimana kau menyembuhkan luka dihati.
Bukan bagaimana kau kembali, tapi bagaimana kau untuk tetap tinggal disisi.

Aku hanya tak tabis pikir, bagaimana bisa kau kembali ketika ku sudah benar-benar bangkit?
Bagaimana bisa kau datang membuka luka yang sudah sangat sakit?

Aku benci kau datang dengan harapan yang seolah-olah indah, tapi pada akhirnya akan menyedihkan juga.
Aku benci kau datang lalu aku jatuh lagi dengan mudahnya.

Sudah lebih dari satu tahun aku pergi, sebesar itu juga rasa sulitku untuk melupakanmu.
Mencoba mengubur semuanya dalam-dalam, menghapus semua yang terpendam.

Aku mencintaimu, tapi itu dulu.
Sekarang, mari kita melangkah masing-masing.
Seperti awal dulu, aku tanpamu, dan kau tanpaku.

Selasa, 13 Januari 2015

Pelangi-Mu

Di sela dinginnya pagi, rintikan hujan yang ku terobos demi mengejar mimpi.
Pancaran langit yang sendu, rabu pagi yang kelabu.
Kau hadirkan paduan warna yang selalu membuat orang takjub, pelangi.
Kebekuan yang ku rasa pagi ini, seolah menjadi hangat dengan adanya ciptaan-Mu Tuhan.

Dibalik hujan deras, dibalik dingin yang membekukan tulang, akan ada pelangi yang datang setelahnya.
Pada saat ini juga ku tahu, dibalik kesusahan dan ujian yang kau berikan, akan ada kebahagiaan yang lebih setelahnya.
Dengan syarat, SABAR.
Sabar untuk menanti, dan melewatinya.

Bisakah Kau Memilih?

Dibawah rintikan hujan, kau kembali datang.
Dengan mudah membuka yang baru saja ingin ku tutup.
Mau menatapku dalam, tanpa berucap.
Dan aku benci itu!!
Aku benci saat kau membuatku jatuh lagi.
Jangan menghadirkan harapan. Jangan buat aku berharap terlalu jauh.

Kau diam, selalu membisu ketika didekatku.
Dan hari ini, kau kembali memberi harapan.
Datang, lalu berbicara hal-hal yang tidak penting, menurutku.
Hal itu yang membuatku jatuh. Jatuh untuk kesekian kalinya.

Belajar bijaklah! Tentukan siapa yang kau pilih.
Aku akan mendukungmu jika kau memilih dia.
Jadi, jangan berada didekatku.
Aku sudah cukup bahagia melihatmu dari jauh.
Semakin kau mendekat tanpa sebab, semakin sakit yang kau berikan padaku.

Terimakasih untuk tatapan indahmu hari ini, Tuan!

Pengagummu yang membencimu. . .
12 Januari 2015

Senin, 12 Januari 2015

Mencintaimu dalam Benciku

Biarkan aku untuk tetap berdiri dibelakangmu.
Mengamati dari jauh, dengan hati yang keluh.
Biarkan aku untuk memandangmu lebih lama.
Melihat bola matamu yang selalu membuat hati ini luluh.
Biarkan aku mencintaimu dalam benciku.
Melawan rasa untuk menjauh darimu.

Di pelataran ini, aku berdiri melihatmu dari kejauhan.
Melihat senyuman yang entah untuk siapa kau berikan.
Bisakah kau merasakan getaran yang kurasakan?
Kebisuan yang kau ciptakan setiap kau mendekat.
Sekuat itukah getaran yang kau berikan?

Berada didekatmu adalah kebahagiaan.
Tapi, setiap berada didekatmu juga aku selalu bersikap acuh kepadamu.
Seperti itukah caraku menunjukkan cinta?
Mungkin kau menganggap bahwa aku benar-benar membencimu.
Tapi, perlu kau tahu, bahwa aku mencintaimu dalam benciku.

-Pengagummu yang membencimu.-

Jumat, 09 Januari 2015

Semoga Kalian Membacanya.

Ma, apa kabar? Bapak masih jagain mama kan? Semoga mama sama bapak baik-baik disana yaa.
Udah beberapa hari ini aku gaenak badan, dan sekarang ngedrop. Aku cuma pengen ditemenin mama sama bapak. Kepala aku pusing banget ma. Biasanya kalo pusing trus aku makan langsung ilang pusingnya. Tapi ini masih aja pusing. Malah makin pusing. Mama kenapa ga nemenin aku? Kalo aku sakit gimana ma? Mama biasanya kan ngerokin aku. Tolong jaga aku dari atas sana yaa. Doain biar aku sehat terus bisa sukses supaya bisa bikin mama sama bapak bangga dan seneng. Udah dulu yaa, aku mau istirahat. Sampe ketemu di alam mimpi ma, pak. Aku sayang banget sama kalian.

Dari putrimu.

Kamis, 08 Januari 2015

Jangan...

Jangan menatapku dengan tajam.
Jangan tersenyum tanpa berucap.
Jangan diam didepanku lalu mematung.
Jangan panggil aku tanpa alasan yang jelas.
Jangan meledekku dengan lelucon yang tak logis.
Jangan ... jangan ... dan jangan ...
Karena setiap melihatmu, banyak kata "jangan" yang ingin kuucap.
Karena setiap melihatmu, aku takut jika harus kembali jatuh.
Maka itu, jangan lakukan semuanya kepadaku.
Aku cukup menjadi pengagummu, itu saja.