Rabu, 31 Agustus 2016

Tanda Terlambatkah?

Aku sudah memakai dress berwarna coklat muda dengan wedges yang membuat aku terlihat lebih tinggi. Aku berjalan menyusuri suatu gang dan di tengah perjalanan aku bertemu denganmu. Kita saling diam, aku yang bingung harus berbuat apa hanya bisa diam menatapmu karena terlalu lama merindu, mungkin. Setelah sekian lama akhirnya kau memulai percakapan,
"Kamu tidak ingin menghentikan semuanya? Kalau kamu ingin aku berhenti sekarang aku akan berhenti. Aku pergi dari acara itu karena aku mencarimu."
Aku hanya bisa diam, aku takut salah mengambil keputusan untuk yang kedua kalinya. Sampai akhirnya kamu menanyakan sesuatu yang sejak dulu aku pikirkan.
"Aku masih menunggumu. Aku dijodohkan oleh orangtuaku dan sudah kutolak perjodohan ini tapi akhirnya aku terpaksa menerimanya karena aku tidak bisa mengabarimu. Maaf kalau aku terlambat dan terlalu takut untuk mengatakan semuanya. Aku hanya butuh waktu untuk membuktikan semuanya. Dan sekarang kita dipertemukan disini, aku akan mengenalkan kamu kepada orangtuaku jika kamu ingin bersamaku. Karena aku mencintaimu, sungguh. Maukah kamu menjadi teman hidupku?"
Belum sempat ku menjawab, orangtua dan pasanganmu itu datang. Dan lagi-lagi aku hanya bisa diam. Aku tidak ingin kau menjadi anak yang menentang keinginan orangtuanya tetapi di sisi lain aku pun mencintaimu. Kamu pun kembali ke pelaminan dan aku duduk hanya berjarak dua orang saja darimu. Aku melihat kau menatapku sebelum kau mengucapkan ijab qabul. Aku mencoba untuk tersenyum sedangkan hatiku ingin mengatakan,"Hentikan! Aku mencintaimu. Aku mau menjadi teman hidupmu." Tapi sayangnya itu tidak berhasil, mulutku terkunci rapat yang ada hanya segurat senyum getir melihatmu bersama orang lain disana. Waktu yang ku takutkan terjadi, kalian sudah sah menjadi pasangan suami istri. Aku pun menyalamimu dan mengucapkan,"semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah." Kamu menahan tanganku dan berbisik,"aku akan tetap mencintaimu." Aku pun langsung pulang dari acaramu dan menangis. Aku terlambat (lagi).








- 03:00 dini hari aku terbangun. Rasanya sesak sekali. Ternyata hanya mimpi. Pertanda apa ini? Apa kamu sudah menemukan teman hidupmu disana? Atau karena aku terlalu merindukanmu sampai aku bermimpi seperti itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar