Bermula dari pertemuan, menjadi
cerita, tapi berujung menyakitkan. Perpisahan.Cerita-cerita ini berlatarbelakang
dari kumpulan hati orang-orang yang belum bisa beranjak dari masa lalunya. Tulisan
ini akan kubagi menjadi 3 bagian, pertama, sebut saja Melody, wanita
yang saya kira sudah benar-benar menjatuhkan seluruh hatinya untuk lelaki masa
lalunya. Mengagumi dalam waktu yang lama dan akhirnya, perjuangannya tidak
sia-sia. Dia berhasil mendapatkan lelaki idamannya. Dua insan yang sangat
sangat berbeda lalu dipertemukan. Lelaki itu dingin, sedangkan wanita itu
hangat. Lelaki itu misterius, sedangkan wanita itu mudah ditebak suasana
hatinya. Mungkin perbedaan-perbedaan itu yang belum bisa dipersatukan sehingga
menimbulkan kesalahpahaman. Dan akhirnya, hubungannya selama 2 tahun 22 hari itu berakhir dengan perpisahan. Bukan waktu yang singkat untuk mengubah semuanya
kembali seperti semula. Apalagi berada dalam satu lingkup yang hampir setiap
hari ada kemungkinan untuk bertemu. Tapi sekarang, suasananya sudah berbeda. Kaku,
dingin, canggung. Satu sama lain bingung untuk memulainya darimana. Mungkin
pernyataan,”Melihatmu saja sudah membuatku bahagia. Tapi bahagia dan rasa
sakit itu sepaket kan? Melihatmu bukan hanya saja membuatku bahagia, tapi juga
menyakitkan. Karena semuanya sudah berbeda, dan aku tidak mengerti harus
bagaimana.” itu yang selalu terlintas setiap Melody melihat lelaki masa
lalunya itu. “Andai saat itu, aku bisa bersabar sedikit. Mungkin semuanya
tidak akan sedingin ini.” penyesalan tentang sikapnya dulu selalu saja
teriang-ngiang di telinganya. Bahwa dia yang salah. Tapi, di lain sisi ada yang
membisikkannya,”Bukan kamu yang salah. Wajar dong kalo kamu harus mengambil
sikap. Toh selama ini kamu udah sabar sama sikapnya selama ini. Dan akhir-akhir
hubungan kamu itu dia berubah. Wajar kalo kamu kesel.”. Melody hanya ingin
lelakinya itu lebih peka. Lebih paham dengan apa yang dia mau. Tapi sayangnya, sulit.
Setahun kurang lebih mereka sama-sama diam. Menunggu saat yang tepat untuk
bersua. Bukan! Lebih tepatnya menunggu masing-masing hati mereka lebih melunak.
Melupakan rasa sakitnya perpisahan dan berdamai dengan masa lalu. Mungkin
lelaki itu tidak pernah tahu bagaimana wanita masa lalunya itu selalu
menyelipkan namanya disetiap doa, selalu bertanya kepada malam,”Kapan kita
bisa kembali berteman?” paling tidak itu awal untuk memperbaiki semuanya. Lelaki
itu tidak pernah tahu seberapa Melody menunggu, mencoba untuk mempersilakan
orang lain untuk memperbaiki hatinya, tetapi tetap saja gagal. Selalu berakhir
pada lelaki itu; lelaki masa lalunya. Yang pada akhirnya, dia memutuskan untuk
mengosongkan hatinya untuk sementara waktu. Itu hanya kata lain dari menunggu
sebenarnya. Dan yang menyakitkan Melody adalah, lelaki itu ingin pergi. Pergi
ke tempat yang tidak bisa ditempuh dalam waktu 1 jam atau 2 jam kecuali
menggunakan pesawat terbang. Sudah pasti mereka akan jarang bertemu. Tunggu dulu!
Bukannya itu bagus untuk hati Melody, dia bisa lebih cepat menyembuhkan hatinya
kan? Tapi kepergian lelaki itu malah membuat kenyataan yang semakin sakit. Sebelum
lelaki itu pergi, dia berpamitan melalui pesan. Entahlah, di hati Melody
rasanya masih saja sakit. Itu seperti ucapan selamat tinggal yang diperhalus.
Hmm, berulang-ulang kali Melody selalu bilang,”Mungkin dengan kepergiannya
itu aku bisa benar-benar melupakannya.”. Tapi tetap saja tidak, saat lelaki
itu datang, bahkan hanya melalui pesan saja, Melody bisa sangat bahagia seperti
anak kecil yang mendapatkan hadiah dari orangtua. Tunggu! Rasanya lebih dari
itu. Sangat sangat bahagia. Tapi, lelaki itu masih sama, semenit yang lalu bisa
membuat Melody terbang sangat tinggi semenit kemudian menjatuhkannya ke lubang
rasa sakit dalam sekejap mata. Dia pergi lagi. Dan Melody sakit (lagi). Entah
ini sakit yang kesekian kali tapi rasanya selalu sama, bahkan lebih. Itulah cinta,
mulut berkata tidak tapi hati berkata iya. Hal kecil saja, saat lelaki itu
bilang ingin berkunjung ke rumah Melody, Melody dengan mudahnya langsung
mengiyakan. Setelah semuanya sudah rapi, ada pesan masuk,”Maaf, aku tidak
jadi kerumahmu.” dan dengan mudahnya Melody membalasnya,”Iya, tidak
masalah.”. Tidak masalah kamu bilang??! Jelas masalah besar! Melody sudah
menyiapkan semuanya, termasuk hatinya tetapi ternyata dia membatalkannya.
Kesal! Sedih! Hanya entah kenapa dia hanya bisa bergumam sendiri. “Bodoh!
Kenapa masih mau saja menerimanya? Dia itu belum berubah. Masih menyebalkan.
Kenapa dia bisa seenaknya membatalkan pertemuan itu begitu saja? Tidak tahukah
dia aku sudah mengatur semuanya? Arrrrrghh!!”. Memaki diri sendiri pun
tidak akan membuatnya datang, apalagi menangis. Karena dia tidak tahu apa
artinya sakit. Sakit dengan harapan yang dianggapnya kecil tapi menurut Melody
itu sangat besar. Sesulit itukah melupakan? Kenapa tidak semudah membalikkan
telapak tangan? Itulah hati. hati wanita lebih lama untuk berbenah. Karena
mencari yang nyaman itu banyak, tapi yang benar-benar nyaman itu susah. Mungkin
Melody masih nyaman dengan lelaki masa lalunya itu, walaupun di mata
teman-temannya tidak. Apa masih bisa dikatakan nyaman kalau pergi sesuka hati?
apa masih bisa dikatakan nyaman kalau semuanya itu abu-abu? Menurut logika
tidak. Tapi menurut hati, mungkin iya. Karena Melody tahu siapa lelaki masa
lalunya. Karena Melody tahu siapa yang membuatnya nyaman walaupun dalam keadaan
paling sakit sekalipun. Dan itulah yang namanya Cinta. Cinta yang benar-benar
cinta. Dia selalu setia menunggu walaupun dia tahu kalau sebenarnya yang dia
tunggu itu tidak akan pernah datang. Dia yang selalu mengerti kenapa lelakinya
selalu datang dan pergi sesuka hatinya. Dia yang selalu bahagia melihat hal-hal
kecil tentang lelakinya. Dia yang bisa merasakan rasa sakit saat lelakinya
terluka. Itulah cinta, tak pernah meminta kembali. Tapi selalu tulus memberi.Pesanku untuk Melody, tetaplah mencoba
berdamai dengan hatimu tentang masa lalumu terutama lelakimu itu. Ingat, bukan
hanya dia yang perlu bahagia, tapi hatimu juga. Karena Tuhan menciptakan
manusia mungkin hanya untuk mencintai, tapi tidak untuk memiliki. Berbesar
hatilah untuk menerima semua tulisan Tuhan, mungkin di luar sana ada lelaki
yang lebih tulus mencintaimu seperti tulusnya kamu mencintai lelaki masa
lalumu. Oh ya, kalau ada waktu nanti, jangan lupa tanyakan bagaimana menghilangkan
rasa sakit di dalam hati. Mungkin senior dan dosenmu itu mahir dalam ilmu
kedokteran dan sejenisnya itu, tapi kurasa tidak dengan masalah ini. Maybe you
can try this, tidak hanya paham dengan ilmu kedokteran tapi paham juga tentang
ilmu ‘hati’.
15/02/16
13:28
13:28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar