Minggu, 21 Februari 2016

WE (re:orang-orang yang masih tersangkut di masa lalu) part1

Bermula dari pertemuan, menjadi cerita, tapi berujung menyakitkan. Perpisahan.Cerita-cerita ini berlatarbelakang dari kumpulan hati orang-orang yang belum bisa beranjak dari masa lalunya. Tulisan ini akan kubagi menjadi 3 bagian, pertama, sebut saja Melody, wanita yang saya kira sudah benar-benar menjatuhkan seluruh hatinya untuk lelaki masa lalunya. Mengagumi dalam waktu yang lama dan akhirnya, perjuangannya tidak sia-sia. Dia berhasil mendapatkan lelaki idamannya. Dua insan yang sangat sangat berbeda lalu dipertemukan. Lelaki itu dingin, sedangkan wanita itu hangat. Lelaki itu misterius, sedangkan wanita itu mudah ditebak suasana hatinya. Mungkin perbedaan-perbedaan itu yang belum bisa dipersatukan sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Dan akhirnya, hubungannya selama 2 tahun 22 hari itu berakhir dengan perpisahan. Bukan waktu yang singkat untuk mengubah semuanya kembali seperti semula. Apalagi berada dalam satu lingkup yang hampir setiap hari ada kemungkinan untuk bertemu. Tapi sekarang, suasananya sudah berbeda. Kaku, dingin, canggung. Satu sama lain bingung untuk memulainya darimana. Mungkin pernyataan,”Melihatmu saja sudah membuatku bahagia. Tapi bahagia dan rasa sakit itu sepaket kan? Melihatmu bukan hanya saja membuatku bahagia, tapi juga menyakitkan. Karena semuanya sudah berbeda, dan aku tidak mengerti harus bagaimana.” itu yang selalu terlintas setiap Melody melihat lelaki masa lalunya itu. “Andai saat itu, aku bisa bersabar sedikit. Mungkin semuanya tidak akan sedingin ini.” penyesalan tentang sikapnya dulu selalu saja teriang-ngiang di telinganya. Bahwa dia yang salah. Tapi, di lain sisi ada yang membisikkannya,”Bukan kamu yang salah. Wajar dong kalo kamu harus mengambil sikap. Toh selama ini kamu udah sabar sama sikapnya selama ini. Dan akhir-akhir hubungan kamu itu dia berubah. Wajar kalo kamu kesel.”. Melody hanya ingin lelakinya itu lebih peka. Lebih paham dengan apa yang dia mau. Tapi sayangnya, sulit. Setahun kurang lebih mereka sama-sama diam. Menunggu saat yang tepat untuk bersua. Bukan! Lebih tepatnya menunggu masing-masing hati mereka lebih melunak. Melupakan rasa sakitnya perpisahan dan berdamai dengan masa lalu. Mungkin lelaki itu tidak pernah tahu bagaimana wanita masa lalunya itu selalu menyelipkan namanya disetiap doa, selalu bertanya kepada malam,”Kapan kita bisa kembali berteman?” paling tidak itu awal untuk memperbaiki semuanya. Lelaki itu tidak pernah tahu seberapa Melody menunggu, mencoba untuk mempersilakan orang lain untuk memperbaiki hatinya, tetapi tetap saja gagal. Selalu berakhir pada lelaki itu; lelaki masa lalunya. Yang pada akhirnya, dia memutuskan untuk mengosongkan hatinya untuk sementara waktu. Itu hanya kata lain dari menunggu sebenarnya. Dan yang menyakitkan Melody adalah, lelaki itu ingin pergi. Pergi ke tempat yang tidak bisa ditempuh dalam waktu 1 jam atau 2 jam kecuali menggunakan pesawat terbang. Sudah pasti mereka akan jarang bertemu. Tunggu dulu! Bukannya itu bagus untuk hati Melody, dia bisa lebih cepat menyembuhkan hatinya kan? Tapi kepergian lelaki itu malah membuat kenyataan yang semakin sakit. Sebelum lelaki itu pergi, dia berpamitan melalui pesan. Entahlah, di hati Melody rasanya masih saja sakit. Itu seperti ucapan selamat tinggal yang diperhalus. Hmm, berulang-ulang kali Melody selalu bilang,”Mungkin dengan kepergiannya itu aku bisa benar-benar melupakannya.”. Tapi tetap saja tidak, saat lelaki itu datang, bahkan hanya melalui pesan saja, Melody bisa sangat bahagia seperti anak kecil yang mendapatkan hadiah dari orangtua. Tunggu! Rasanya lebih dari itu. Sangat sangat bahagia. Tapi, lelaki itu masih sama, semenit yang lalu bisa membuat Melody terbang sangat tinggi semenit kemudian menjatuhkannya ke lubang rasa sakit dalam sekejap mata. Dia pergi lagi. Dan Melody sakit (lagi). Entah ini sakit yang kesekian kali tapi rasanya selalu sama, bahkan lebih. Itulah cinta, mulut berkata tidak tapi hati berkata iya. Hal kecil saja, saat lelaki itu bilang ingin berkunjung ke rumah Melody, Melody dengan mudahnya langsung mengiyakan. Setelah semuanya sudah rapi, ada pesan masuk,”Maaf, aku tidak jadi kerumahmu.” dan dengan mudahnya Melody membalasnya,”Iya, tidak masalah.”. Tidak masalah kamu bilang??! Jelas masalah besar! Melody sudah menyiapkan semuanya, termasuk hatinya tetapi ternyata dia membatalkannya. Kesal! Sedih! Hanya entah kenapa dia hanya bisa bergumam sendiri. “Bodoh! Kenapa masih mau saja menerimanya? Dia itu belum berubah. Masih menyebalkan. Kenapa dia bisa seenaknya membatalkan pertemuan itu begitu saja? Tidak tahukah dia aku sudah mengatur semuanya? Arrrrrghh!!”. Memaki diri sendiri pun tidak akan membuatnya datang, apalagi menangis. Karena dia tidak tahu apa artinya sakit. Sakit dengan harapan yang dianggapnya kecil tapi menurut Melody itu sangat besar. Sesulit itukah melupakan? Kenapa tidak semudah membalikkan telapak tangan? Itulah hati. hati wanita lebih lama untuk berbenah. Karena mencari yang nyaman itu banyak, tapi yang benar-benar nyaman itu susah. Mungkin Melody masih nyaman dengan lelaki masa lalunya itu, walaupun di mata teman-temannya tidak. Apa masih bisa dikatakan nyaman kalau pergi sesuka hati? apa masih bisa dikatakan nyaman kalau semuanya itu abu-abu? Menurut logika tidak. Tapi menurut hati, mungkin iya. Karena Melody tahu siapa lelaki masa lalunya. Karena Melody tahu siapa yang membuatnya nyaman walaupun dalam keadaan paling sakit sekalipun. Dan itulah yang namanya Cinta. Cinta yang benar-benar cinta. Dia selalu setia menunggu walaupun dia tahu kalau sebenarnya yang dia tunggu itu tidak akan pernah datang. Dia yang selalu mengerti kenapa lelakinya selalu datang dan pergi sesuka hatinya. Dia yang selalu bahagia melihat hal-hal kecil tentang lelakinya. Dia yang bisa merasakan rasa sakit saat lelakinya terluka. Itulah cinta, tak pernah meminta kembali. Tapi selalu tulus memberi.Pesanku untuk Melody, tetaplah mencoba berdamai dengan hatimu tentang masa lalumu terutama lelakimu itu. Ingat, bukan hanya dia yang perlu bahagia, tapi hatimu juga. Karena Tuhan menciptakan manusia mungkin hanya untuk mencintai, tapi tidak untuk memiliki. Berbesar hatilah untuk menerima semua tulisan Tuhan, mungkin di luar sana ada lelaki yang lebih tulus mencintaimu seperti tulusnya kamu mencintai lelaki masa lalumu. Oh ya, kalau ada waktu nanti, jangan lupa tanyakan bagaimana menghilangkan rasa sakit di dalam hati. Mungkin senior dan dosenmu itu mahir dalam ilmu kedokteran dan sejenisnya itu, tapi kurasa tidak dengan masalah ini. Maybe you can try this, tidak hanya paham dengan ilmu kedokteran tapi paham juga tentang ilmu ‘hati’.











15/02/16
13:28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar