Kamis, 30 November 2017

Aku Tetaplah Seorang Wanita

Ketika nyaman belum bisa menyambutmu, aku pun ragu.
Rasa takut masih berkecamuk dihatiku, haruskah sekarang ku hapus semua pilu?
Karena tak semua bisa menerima keluh,
Sementara, hanya dia yang mampu menerima itu.

Aku hanya perlu waktu dan genggaman hangat tanganmu,
yang tak akan melepaskan apapun keadaanku.
Aku hanya perlu kamu yang tak pernah berhenti untuk berdiri disampingku,
menjadi sandaran tempatku mengadu dan tersedu.

Aku tak sekuat karang,
Aku tak sekokoh gedung pencakar langit,
Aku tetaplah seorang wanita,
yang menangis disunyinya malam,
yang memakai topeng saat keluar rumah,
yang mencoba untuk dapat berdiri di atas kakinya sendiri,
yang merindukan hangatnya peluk dari orang terkasih.

-PK-
08:35, 01 Desember 2017

Minggu, 26 November 2017

Harap adalah Abu


Sekarangkah Waktunya?

Waktu tanpa isyarat mempertemukan kita,
Gelak tawa kembali hadir disana,
Sebahagia itukah rasa cinta?
Atau hanya bahagia karena rindu yang sudah terlalu lama tak bersua?

Goresan masa lalunya mulai dikubur dalam-dalam,
Ia sadar, tak selamanya ia menunggu dalam diam.
Sudah saatnya hati ini kembali terbuka,

Untuk dia, sang pelipur lara.

Bogor, 26 November 2017

Minggu, 16 Oktober 2016

Akan kucoba untuk tidak Merindukanmu

Kedekatan yang sangat lekat tiba-tiba kau hilangkan begitu saja, seolah-olah kita tak pernah saling sapa.
Setiap ku merindu, aku akan membuka perbincangan kita di salah satu media sosial yang tidak menyembuhkan tapi semakin menyakitkan. Semakin ku telusuri perbincangan itu, aku semakin sadar, ada jarak yang membentang diantara kita.
Kecewaku, karena kau tidak jauh berbeda dengan dia. Seseorang yang ku coba untuk percayai tapi malah pergi tanpa permisi. Semudah itukah kamu pergi?
Aku tak peduli kau sudah memiliki dambaan hati atau belum, karena aku tak akan meminta dan memaksa untuk memilikimu. Karena aku percaya, bahwa teman hidup kita sudah dituliskan Tuhan di lauhul mahfudznya.
Mengenangmu adalah buah simalakama. Membahagiakan sekaligus menyakitkan.
Semoga kau selalu bahagia disana. Aku akan mencoba untuk tidak merindukanmu.


Salam : rekanmu

Rabu, 31 Agustus 2016

Tanda Terlambatkah?

Aku sudah memakai dress berwarna coklat muda dengan wedges yang membuat aku terlihat lebih tinggi. Aku berjalan menyusuri suatu gang dan di tengah perjalanan aku bertemu denganmu. Kita saling diam, aku yang bingung harus berbuat apa hanya bisa diam menatapmu karena terlalu lama merindu, mungkin. Setelah sekian lama akhirnya kau memulai percakapan,
"Kamu tidak ingin menghentikan semuanya? Kalau kamu ingin aku berhenti sekarang aku akan berhenti. Aku pergi dari acara itu karena aku mencarimu."
Aku hanya bisa diam, aku takut salah mengambil keputusan untuk yang kedua kalinya. Sampai akhirnya kamu menanyakan sesuatu yang sejak dulu aku pikirkan.
"Aku masih menunggumu. Aku dijodohkan oleh orangtuaku dan sudah kutolak perjodohan ini tapi akhirnya aku terpaksa menerimanya karena aku tidak bisa mengabarimu. Maaf kalau aku terlambat dan terlalu takut untuk mengatakan semuanya. Aku hanya butuh waktu untuk membuktikan semuanya. Dan sekarang kita dipertemukan disini, aku akan mengenalkan kamu kepada orangtuaku jika kamu ingin bersamaku. Karena aku mencintaimu, sungguh. Maukah kamu menjadi teman hidupku?"
Belum sempat ku menjawab, orangtua dan pasanganmu itu datang. Dan lagi-lagi aku hanya bisa diam. Aku tidak ingin kau menjadi anak yang menentang keinginan orangtuanya tetapi di sisi lain aku pun mencintaimu. Kamu pun kembali ke pelaminan dan aku duduk hanya berjarak dua orang saja darimu. Aku melihat kau menatapku sebelum kau mengucapkan ijab qabul. Aku mencoba untuk tersenyum sedangkan hatiku ingin mengatakan,"Hentikan! Aku mencintaimu. Aku mau menjadi teman hidupmu." Tapi sayangnya itu tidak berhasil, mulutku terkunci rapat yang ada hanya segurat senyum getir melihatmu bersama orang lain disana. Waktu yang ku takutkan terjadi, kalian sudah sah menjadi pasangan suami istri. Aku pun menyalamimu dan mengucapkan,"semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah." Kamu menahan tanganku dan berbisik,"aku akan tetap mencintaimu." Aku pun langsung pulang dari acaramu dan menangis. Aku terlambat (lagi).








- 03:00 dini hari aku terbangun. Rasanya sesak sekali. Ternyata hanya mimpi. Pertanda apa ini? Apa kamu sudah menemukan teman hidupmu disana? Atau karena aku terlalu merindukanmu sampai aku bermimpi seperti itu?

Sabtu, 26 Maret 2016

#HaluMe about @Herrommy

Kak Rommy @Herrommy lagi ngadain kuis #HaluMe nih, nah gw mau cerita gimana awalnya gw ngikutin dia di twitter sampai sekarang. Mudah-mudahan sih sampai seterusnya ya hehe.
Awalnya itu, gw iseng, ada temen gw yang follow dia. Nah, temen gw itu ngeretweet tweetnya kak Rommy. Sebelum gw follow, gw stalk dulu tuh akunnya (kebiasaan gw sebelum follow orang). Kesan pertama cukup menarik. Kenapa menarik? Karena dia bahas zodiak gitu, nah gw juga suka menganalisis orang ya dari zodiaknya. Nggak semua sih, cuma gw suka sama yang berbau-bau semacam itu. Dari mulai zodiak, gestur tubuh, dan lain-lain. Akhirnya gw follow deh akunnya. 
Banyak komentar yang bilang kalau dia itu galak. Gw sih biasa aja, udah biasa menghadapi segala jenis sikap manusia. Nggak mungkin seseorang melakukan sesuatu tanpa sebab, kalau orang-orang bilang kak rommy galak, pasti ada yang bikin dia kesel atau sejenisnya. Tapi emang pas liat timelinenya gw mikir,"Nih orang gaya banget." Tapi gataunya seru malah. Dari gw mulai follow dia, sampai sekarang responnya baik. Jadi gini...
Gw baca tulisan di blog dia tentang gimana caranya biar mention kita dibalas/ditanggapi sama orang yg kita mention. Sebelum gw baca tulisan itu, gw nggak berani mention kak Rom, cuma jadi silent reader aja. Pertama kali gw mention itu nanyain Uber, karena kebetulan gw berencana mau pergi ke Bandung waktu itu. Baik banget responnya. Dari situ jadi makin rajin ngikutin timelinenya dia. Emang nggak semua tweet-tweetnya selalu baik, wajar. Kadang ada tweet yang menurut gw kasar, jorok, tapi banyak yang positif juga. Nggak ada lah manusia yang full baik, pasti ada sisi lainnya. Wajar, gapapa. Dari situ gw belajar, biar nggak kaget sama dunia luar nanti. Sampai akhirnya, saking ketagihannya gw pakai notifikasi tweet, biar update terus tweet-tweetnya dia. Kenapa? Karena dia yang alhamdulilah bisa membuka mata gw untuk bangkit lagi. Dulu, gw selalu mikir,"Kenapa orang-orang pada kaya gitu, padahal dia nggak tau gimana rasanya jadi gw." Sekarang, terserah orang lain mau bilang apa yang penting gw harus sukses untuk orangtua gw. Pokoknya efek kak Rom itu cukup besar buat gw. Sekarang, gw udah nggak terlalu introvert lagi. Gw udah mulai balik ke gw yang dulu. Gw paling susah buat cerita ke orang lain, terutama ke cowok. Ada satu cowok yang bener-bener tahu cerita hidup gw, dan satu lagi kak Rom. Karena gw percaya sama kak Rom makanya gw berani cerita semuanya. Dan itu bikin gw lega. Oh iya, gw pernah tidurnya tertunda gara-gara dikasih tahu kalau ada orang yang ngikutin gw pake baju putih. Isengnya emang nggak nahan deh kak Rom
Sejak awal Maret, gw jadi telat ngikutin timelinenya kak Rom karena harus ngampus dan sinyal di kampus parah banget. Makanya, pas di kasih tahu kuisnya diadain hari sabtu dipantengin terus deh timelinenya. Haha
Oiya yang lucu lagi, kak rom mention pak presiden trus dibales sama orang-orang gitu. Responnya lucu. Gw cuma senyum-senyum sendiri pas itu, nggak mau ikutan komentar :)) kak Rom itu emang iseng banget, banget, banget. Oiya emang gw suka sama tweet-tweetnya kak Rom, tapi kalau udah berbau kasar atau jorok gw cuma jadi silent reader aja, nggak ikutan nimbrung wkwk :))
Pernah kak Rom vacum dari twitter, dan nggak ada notif masuk di hp gw. Nggak seru. jadi males buka twitter. Untungnya vacumnya nggak lama jadi seru lagi deh. Yang sering gw pantengin itu akunnya @Herrommy sama akun kelas gw. Cuma dua itu. Paling kalo ngeliat tweet-tweet following gw yaa biasa aja. Nggak seaddict dua akun ini. Segitu dulu kali yaa ceritanya tentang kak Rom @Herrommy. Nanti kalo ada tambahan ditulis lagi.
Paragraf terakhir, gw cuma mau bilang makasih banyak untuk kak Rom yang sudah membuka mata hati saya. Mungkin memang menurut kak Rom biasa aja, tapi untuk saya itu nggak biasa. Saya mulai yakin bahwa saya bisa sukses nantinya dengan usaha saya. Keep humble kak! Sukses terus! :)

Minggu, 21 Februari 2016

WE (re:orang-orang yang masih tersangkut di masa lalu) part1

Bermula dari pertemuan, menjadi cerita, tapi berujung menyakitkan. Perpisahan.Cerita-cerita ini berlatarbelakang dari kumpulan hati orang-orang yang belum bisa beranjak dari masa lalunya. Tulisan ini akan kubagi menjadi 3 bagian, pertama, sebut saja Melody, wanita yang saya kira sudah benar-benar menjatuhkan seluruh hatinya untuk lelaki masa lalunya. Mengagumi dalam waktu yang lama dan akhirnya, perjuangannya tidak sia-sia. Dia berhasil mendapatkan lelaki idamannya. Dua insan yang sangat sangat berbeda lalu dipertemukan. Lelaki itu dingin, sedangkan wanita itu hangat. Lelaki itu misterius, sedangkan wanita itu mudah ditebak suasana hatinya. Mungkin perbedaan-perbedaan itu yang belum bisa dipersatukan sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Dan akhirnya, hubungannya selama 2 tahun 22 hari itu berakhir dengan perpisahan. Bukan waktu yang singkat untuk mengubah semuanya kembali seperti semula. Apalagi berada dalam satu lingkup yang hampir setiap hari ada kemungkinan untuk bertemu. Tapi sekarang, suasananya sudah berbeda. Kaku, dingin, canggung. Satu sama lain bingung untuk memulainya darimana. Mungkin pernyataan,”Melihatmu saja sudah membuatku bahagia. Tapi bahagia dan rasa sakit itu sepaket kan? Melihatmu bukan hanya saja membuatku bahagia, tapi juga menyakitkan. Karena semuanya sudah berbeda, dan aku tidak mengerti harus bagaimana.” itu yang selalu terlintas setiap Melody melihat lelaki masa lalunya itu. “Andai saat itu, aku bisa bersabar sedikit. Mungkin semuanya tidak akan sedingin ini.” penyesalan tentang sikapnya dulu selalu saja teriang-ngiang di telinganya. Bahwa dia yang salah. Tapi, di lain sisi ada yang membisikkannya,”Bukan kamu yang salah. Wajar dong kalo kamu harus mengambil sikap. Toh selama ini kamu udah sabar sama sikapnya selama ini. Dan akhir-akhir hubungan kamu itu dia berubah. Wajar kalo kamu kesel.”. Melody hanya ingin lelakinya itu lebih peka. Lebih paham dengan apa yang dia mau. Tapi sayangnya, sulit. Setahun kurang lebih mereka sama-sama diam. Menunggu saat yang tepat untuk bersua. Bukan! Lebih tepatnya menunggu masing-masing hati mereka lebih melunak. Melupakan rasa sakitnya perpisahan dan berdamai dengan masa lalu. Mungkin lelaki itu tidak pernah tahu bagaimana wanita masa lalunya itu selalu menyelipkan namanya disetiap doa, selalu bertanya kepada malam,”Kapan kita bisa kembali berteman?” paling tidak itu awal untuk memperbaiki semuanya. Lelaki itu tidak pernah tahu seberapa Melody menunggu, mencoba untuk mempersilakan orang lain untuk memperbaiki hatinya, tetapi tetap saja gagal. Selalu berakhir pada lelaki itu; lelaki masa lalunya. Yang pada akhirnya, dia memutuskan untuk mengosongkan hatinya untuk sementara waktu. Itu hanya kata lain dari menunggu sebenarnya. Dan yang menyakitkan Melody adalah, lelaki itu ingin pergi. Pergi ke tempat yang tidak bisa ditempuh dalam waktu 1 jam atau 2 jam kecuali menggunakan pesawat terbang. Sudah pasti mereka akan jarang bertemu. Tunggu dulu! Bukannya itu bagus untuk hati Melody, dia bisa lebih cepat menyembuhkan hatinya kan? Tapi kepergian lelaki itu malah membuat kenyataan yang semakin sakit. Sebelum lelaki itu pergi, dia berpamitan melalui pesan. Entahlah, di hati Melody rasanya masih saja sakit. Itu seperti ucapan selamat tinggal yang diperhalus. Hmm, berulang-ulang kali Melody selalu bilang,”Mungkin dengan kepergiannya itu aku bisa benar-benar melupakannya.”. Tapi tetap saja tidak, saat lelaki itu datang, bahkan hanya melalui pesan saja, Melody bisa sangat bahagia seperti anak kecil yang mendapatkan hadiah dari orangtua. Tunggu! Rasanya lebih dari itu. Sangat sangat bahagia. Tapi, lelaki itu masih sama, semenit yang lalu bisa membuat Melody terbang sangat tinggi semenit kemudian menjatuhkannya ke lubang rasa sakit dalam sekejap mata. Dia pergi lagi. Dan Melody sakit (lagi). Entah ini sakit yang kesekian kali tapi rasanya selalu sama, bahkan lebih. Itulah cinta, mulut berkata tidak tapi hati berkata iya. Hal kecil saja, saat lelaki itu bilang ingin berkunjung ke rumah Melody, Melody dengan mudahnya langsung mengiyakan. Setelah semuanya sudah rapi, ada pesan masuk,”Maaf, aku tidak jadi kerumahmu.” dan dengan mudahnya Melody membalasnya,”Iya, tidak masalah.”. Tidak masalah kamu bilang??! Jelas masalah besar! Melody sudah menyiapkan semuanya, termasuk hatinya tetapi ternyata dia membatalkannya. Kesal! Sedih! Hanya entah kenapa dia hanya bisa bergumam sendiri. “Bodoh! Kenapa masih mau saja menerimanya? Dia itu belum berubah. Masih menyebalkan. Kenapa dia bisa seenaknya membatalkan pertemuan itu begitu saja? Tidak tahukah dia aku sudah mengatur semuanya? Arrrrrghh!!”. Memaki diri sendiri pun tidak akan membuatnya datang, apalagi menangis. Karena dia tidak tahu apa artinya sakit. Sakit dengan harapan yang dianggapnya kecil tapi menurut Melody itu sangat besar. Sesulit itukah melupakan? Kenapa tidak semudah membalikkan telapak tangan? Itulah hati. hati wanita lebih lama untuk berbenah. Karena mencari yang nyaman itu banyak, tapi yang benar-benar nyaman itu susah. Mungkin Melody masih nyaman dengan lelaki masa lalunya itu, walaupun di mata teman-temannya tidak. Apa masih bisa dikatakan nyaman kalau pergi sesuka hati? apa masih bisa dikatakan nyaman kalau semuanya itu abu-abu? Menurut logika tidak. Tapi menurut hati, mungkin iya. Karena Melody tahu siapa lelaki masa lalunya. Karena Melody tahu siapa yang membuatnya nyaman walaupun dalam keadaan paling sakit sekalipun. Dan itulah yang namanya Cinta. Cinta yang benar-benar cinta. Dia selalu setia menunggu walaupun dia tahu kalau sebenarnya yang dia tunggu itu tidak akan pernah datang. Dia yang selalu mengerti kenapa lelakinya selalu datang dan pergi sesuka hatinya. Dia yang selalu bahagia melihat hal-hal kecil tentang lelakinya. Dia yang bisa merasakan rasa sakit saat lelakinya terluka. Itulah cinta, tak pernah meminta kembali. Tapi selalu tulus memberi.Pesanku untuk Melody, tetaplah mencoba berdamai dengan hatimu tentang masa lalumu terutama lelakimu itu. Ingat, bukan hanya dia yang perlu bahagia, tapi hatimu juga. Karena Tuhan menciptakan manusia mungkin hanya untuk mencintai, tapi tidak untuk memiliki. Berbesar hatilah untuk menerima semua tulisan Tuhan, mungkin di luar sana ada lelaki yang lebih tulus mencintaimu seperti tulusnya kamu mencintai lelaki masa lalumu. Oh ya, kalau ada waktu nanti, jangan lupa tanyakan bagaimana menghilangkan rasa sakit di dalam hati. Mungkin senior dan dosenmu itu mahir dalam ilmu kedokteran dan sejenisnya itu, tapi kurasa tidak dengan masalah ini. Maybe you can try this, tidak hanya paham dengan ilmu kedokteran tapi paham juga tentang ilmu ‘hati’.











15/02/16
13:28