Selasa, 27 Mei 2014

Bayangmu . . .

Ada yang diam-diam memperhatikan. Orang itu, menatap jauh ke luar sana. Entah apa yang ada dipikirannya. Perkenalkan, aku, pengagummu. Yang selalu ada di belakangmu. Mengikuti jejak langkahmu. Kau tahu, aku ingin mengenalmu lebih. Walaupun aku tahu, aku hanya bisa menjadi bayangmu. Pengecut sekali diri ini—biarlah.
Sore ini, kau pergi ke tempat ini lagi. atap gedung sekolah. Kenapa kau selalu pergi kesini, Tuan? kuharap, kau datang kesini karena kau merasa ada kebahagiaan hari ini. perlu kau tahu, aku tidak ingin melihat ada hujan airmata darimu seperti hari-hari kemarin. Itu terlalu menyakitkan bagiku. tapi sebenarnya, menangis akan membuatmu lebih lega. Aku tidak akan menahannya. Menangislah sepuasmu. jika itu belum mampu membuatmu merasa lebih baik, kau bisa bercerita kepadaku jika kau mau. Aku akan mengunci mulut ini dan membuka telingaku untukmu, Tuan. Pundakku selalu siap mendapatkan sandaran darimu. Maaf, bukan maksudku ingin melihatmu berada dalam kesedihan. Tapi aku hanya ingin kau tahu, dibelakangmu selalu ada aku. Bayangmu.
Tuan, apa kau disakiti lagi olehnya? Maka itu kau ke tempat ini? kenapa kau tak pergi darinya? Ah iya, kau terlalu mencintainya. Kau sangat mencintainya. Benar bukan? Sebab itulah kau tidak bisa melihat orang yang terlalu mencintaimu. Aku.
Sore ini, diatap gedung sekolah, kau terdiam. Menatap pepohonan yang diterpa angin semilir. Pandanganmu kosong. Aku tahu, pandanganmu itu bukan melihat pepohonan yang diterpa angin semilir, tapi kau melihatnya. Melihat dirinya yang mencampakkanmu untuk kesekian kalinya.
Ahh, entah sampai kapan aku melakukan hal-hal bodoh seperti ini. diam-diam mengikutimu dari belakang. Melihat wajahmu dari jauh. Ingin menenangkanmu tapi aku tak mampu. Entah sudah berapa banyak orang yang berkata bahwa aku sudah tidak waras karena aku diam-diam membuntutimu. Tapi, aku bahagia seperti ini. Selalu tahu bagaimana keadaanmu, yaa walaupun aku tidak pernah bisa membantumu. Maaf, Tuan.
Tuan, tatalah hatimu! Aku tahu kau selalu bisa mengembalikan kebahagiaanmu. Walaupun itu hanya tipuan belaka. Agar orang lain tidak mengetahuinya. Tapi aku tahu keadaanmu yang sesungguhnya. Bersabarlah. Kau pasti akan menemukan kebahagiaanmu lagi. Aku yakin itu.
Oh ya, besok kau harus berangkat ke sekolah bukan? Pulanglah! Angin sore tidak terlalu bagus untuk dirimu, apalagi dengan keadaanmu saat ini. pulanglah! Dan aku akan memastikan bahwa kau akan baik-baik saja besok.
Sadarlah Tuan, ada aku disini. Dibelakangmu.


Dari, bayangmu.

19 Mei 2014
11:00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar