Ada yang
diam-diam memperhatikan. Orang itu, menatap jauh ke luar sana. Entah apa yang
ada dipikirannya. Perkenalkan, aku, pengagummu. Yang selalu ada di belakangmu.
Mengikuti jejak langkahmu. Kau tahu, aku ingin mengenalmu lebih. Walaupun aku
tahu, aku hanya bisa menjadi bayangmu. Pengecut sekali diri ini—biarlah.
Sore ini, kau
pergi ke tempat ini lagi. atap gedung sekolah. Kenapa kau selalu pergi kesini,
Tuan? kuharap, kau datang kesini karena kau merasa ada kebahagiaan hari ini.
perlu kau tahu, aku tidak ingin melihat ada hujan airmata darimu seperti
hari-hari kemarin. Itu terlalu menyakitkan bagiku. tapi sebenarnya, menangis
akan membuatmu lebih lega. Aku tidak akan menahannya. Menangislah sepuasmu.
jika itu belum mampu membuatmu merasa lebih baik, kau bisa bercerita kepadaku
jika kau mau. Aku akan mengunci mulut ini dan membuka telingaku untukmu, Tuan.
Pundakku selalu siap mendapatkan sandaran darimu. Maaf, bukan maksudku ingin
melihatmu berada dalam kesedihan. Tapi aku hanya ingin kau tahu, dibelakangmu
selalu ada aku. Bayangmu.
Tuan, apa kau
disakiti lagi olehnya? Maka itu kau ke tempat ini? kenapa kau tak pergi
darinya? Ah iya, kau terlalu mencintainya. Kau sangat mencintainya. Benar
bukan? Sebab itulah kau tidak bisa melihat orang yang terlalu mencintaimu. Aku.
Sore ini, diatap
gedung sekolah, kau terdiam. Menatap pepohonan yang diterpa angin semilir.
Pandanganmu kosong. Aku tahu, pandanganmu itu bukan melihat pepohonan yang
diterpa angin semilir, tapi kau melihatnya. Melihat dirinya yang mencampakkanmu
untuk kesekian kalinya.
Ahh, entah
sampai kapan aku melakukan hal-hal bodoh seperti ini. diam-diam mengikutimu
dari belakang. Melihat wajahmu dari jauh. Ingin menenangkanmu tapi aku tak
mampu. Entah sudah berapa banyak orang yang berkata bahwa aku sudah tidak waras
karena aku diam-diam membuntutimu. Tapi, aku bahagia seperti ini. Selalu tahu
bagaimana keadaanmu, yaa walaupun aku tidak pernah bisa membantumu. Maaf, Tuan.
Tuan, tatalah
hatimu! Aku tahu kau selalu bisa mengembalikan kebahagiaanmu. Walaupun itu
hanya tipuan belaka. Agar orang lain tidak mengetahuinya. Tapi aku tahu
keadaanmu yang sesungguhnya. Bersabarlah. Kau pasti akan menemukan
kebahagiaanmu lagi. Aku yakin itu.
Oh ya, besok
kau harus berangkat ke sekolah bukan? Pulanglah! Angin sore tidak terlalu bagus
untuk dirimu, apalagi dengan keadaanmu saat ini. pulanglah! Dan aku akan
memastikan bahwa kau akan baik-baik saja besok.
Sadarlah Tuan,
ada aku disini. Dibelakangmu.
Dari,
bayangmu.
19 Mei 2014
11:00
19 Mei 2014
11:00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar